Keamanan

Filipina Akan Berlatih dengan Sistem Rudal Jarak Menengah Jelang Latihan Gabungan dengan AS

Pasukan Tiongkok telah terlibat dalam sejumlah konfrontasi dengan kapal Filipina pada beberapa bulan terakhir atas terumbu karang dan perairan yang dipersengketakan di Laut China Selatan.

Pada 27 Juni 2023, Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS mendemonstrasikan peluncuran rudal Tomahawk dari purwarupa sistem Kemampuan Jarak Menengah Angkatan Darat, yang sekarang dikenal sebagai Sistem Serang Jarak Menengah Strategis (SMRF) atau Typhon. [Angkatan Darat AS]
Pada 27 Juni 2023, Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS mendemonstrasikan peluncuran rudal Tomahawk dari purwarupa sistem Kemampuan Jarak Menengah Angkatan Darat, yang sekarang dikenal sebagai Sistem Serang Jarak Menengah Strategis (SMRF) atau Typhon. [Angkatan Darat AS]

Oleh AFP |

Satu peleton Filipina akan dilatih mengenai penggunaan sistem rudal jarak menengah AS bulan depan, sebelum latihan bersama, kata pejabat militer Manila pada 28 Januari.

Militer AS mengerahkan sistem rudal Typhon di Filipina utara tahun lalu sebagai bagian dari latihan gabungan tahunan, tetapi sistem ini tidak dipindahkan setelah latihan perang berakhir.

Pasukan Tiongkok telah terlibat dalam beberapa konfrontasi dengan sejumlah kapal Filipina dalam beberapa bulan terakhir atas terumbu karang dan perairan yang dipersengketakan di Laut China Selatan.

Bulan lalu, tentara Filipina mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengakuisisi sistem Typhon sebagai bagian dari upaya untuk mengamankan kepentingan maritimnya.

Satu peleton baru dari Resimen Artileri Angkatan Darat Filipina akan menerima pelatihan “orientasi dan pengenalan” tentang sistem ini, dimulai pada minggu kedua atau ketiga bulan Februari, kata juru bicara Angkatan Darat, Kolonel Louie Dema-ala pada konferensi pers.

Pelatihan militer Filipina-AS

Pelatihan selama seminggu ini akan melibatkan pasukan dari Satuan Tugas Multi-Domain ke-1 Angkatan Darat AS Pasifik, demikian Dema-ala menambahkan.

“Ini merupakan kelanjutan dari apa yang telah kami pelajari pada pengulangan [pelatihan] pertama. Sejumlah unit baru akan dilibatkan dalam pelatihan ini dan merupakan kelanjutan dari peleton sebelumnya yang telah dilatih tahun lalu,” ungkap Dema-ala.

“Selama MRC [kemampuan rudal jarak menengah] ada di sini, kami memaksimalkan penggunaannya untuk melatih personel kami dalam teknologi baru,” tambahnya.

Pelatihan ini merupakan persiapan untuk Salaknib tahun ini, latihan gabungan tahunan antara Angkatan Darat Filipina dan AS, katanya.

Lokasi pelatihan dirahasiakan, katanya kepada wartawan, dengan catatan bahwa para peserta tidak akan menembakkan sistem Typhon.

Memindahkan peluncur dari lokasi awalnya ke bagian lain di negara itu merupakan uji coba “untuk melihat bagaimana kereta logistik ini dapat diangkut ke lokasi tertentu, ke titik penting tertentu,” kata juru bicara militer Filipina, Kolonel Francel Padilla.

Melindungi kapal-kapal yang berada 370 km di lepas pantai

Para pejabat militer Filipina mengatakan bahwa sistem Typhon akan mampu melindungi kapal hingga 370 km (200 mil laut) dari pantai, yang merupakan batas hak maritimnya berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.

Minggu lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, kembali menyerukan agar Filipina "berhenti melangkah lebih jauh di jalur yang salah."

"Perkenankan saya menegaskan kembali, bahwa dengan membawa senjata ofensif strategis ini ke belahan dunia ini, Filipina pada dasarnya menciptakan ketegangan dan permusuhan di kawasan serta memicu konfrontasi geopolitik dan perlombaan senjata," katanya.

Sistem Serang Jarak Menengah Strategis Typhon, yang awalnya dikenal sebagai sistem Kemampuan Jarak Menengah, bertumpu pada empat sel peluncuran serang dalam kontainer dari Sistem Peluncuran Vertikal Mk-41, yang biasanya ditemukan pada platform angkatan laut.

Sel-sel ini mampu menembakkan Rudal Standar-6 (SM-6) dan rudal jelajah Tomahawk dengan jangkauan 2.400 km.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *