Oleh AFP |
TAIPEI -- Pasukan Taiwan akan menyimulasikan skenario kemungkinan invasi Tiongkok tahun 2027 dalam pelatihan perang tahunannya, kata Kementerian Pertahanan pada 19 Maret, di tengah berlanjutnya tekanan militer Beijing terhadap Taipei.
Tiongkok menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan mengancam akan merebut pulau itu dengan paksa.
Pihak berwenang di Amerika Serikat -- penyokong utama dan pemasok senjata terbesar Taipei -- sebelumnya menyebutkan 2027 sebagai tahun kemungkinan invasi Tiongkok ke Taiwan.
Pelatihan Han Kuang, yang akan berlangsung pada 9–18 Juli menurut kementerian, diadakan setiap tahun di seluruh Taiwan untuk menyimulasikan pertahanan pulau itu dari serangan Tiongkok.
Dalam laporan yang disampaikan ke parlemen pada 19 Maret, kementerian mengatakan skenario tahun ini akan berfokus pada intrusi "zona abu-abu" Tiongkok dan "kemungkinan tindakan invasi militer Komunis Tiongkok ke Taiwan pada 2027".
"Komando di semua tingkat operasional dan taktis akan merancang skenario dan situasi dari sudut pandang praktis, berdasarkan kemungkinan tindakan musuh," menurut laporan itu.
Tujuannya adalah "mengukuhkan kemampuan pasukan di semua tingkatan dalam melaksanakan rencana, sehingga membangun kekuatan militer yang tanggap dan menjaga 'kesiapan tempur tinggi,'" bunyi laporan itu.
Pelatihan Han Kuang diselenggarakan setiap tahun dalam dua tahap.
Kementerian Pertahanan memperluas pelatihan tahun ini guna meningkatkan kemampuan operasional, dengan memperpanjang bagian simulasi komputer dari delapan menjadi 14 hari pada bulan Mei dan pelatihan tembakan basah dari lima menjadi 10 hari pada bulan Juli.
'Tanda-tanda peringatan dini'
Beijing secara rutin mengerahkan jet tempur, kapal perang, dan kapal penjaga pantai di dekat Taiwan, serta menggelar beberapa latihan militer besar di sekitar pulau itu dalam setahun terakhir.
Para analis menyebut tindakan ini sebagai taktik "zona abu-abu" yang tidak cukup dianggap sebagai tindakan perang namun berfungsi melelahkan angkatan bersenjata Taiwan.
Menteri Pertahanan Wellington Koo memperingatkan pada 19 Maret bahwa waktu yang dibutuhkan Tiongkok untuk beralih dari latihan ke pertempuran "belum tentu selama yang kita perkirakan sebelumnya".
"Ada beberapa tanda peringatan dini utama yang perlu kami pantau," kata Koo kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Koo menyampaikan pernyataan itu saat militer Taiwan menggelar "Latihan Tanggap Cepat" selama lima hari, yang menurut Kementerian Pertahanan bertujuan meningkatkan "kesiapan dan kemampuan bertanggap".
"Ini adalah bagian dari pelatihan tempur nyata yang mengasah kemampuan para komandan mengambil keputusan dan kemampuan unit," ujar Koo.
Latihan tersebut bertepatan dengan patroli "pertempuran gabungan" Tiongkok dengan lebih dari 50 pesawat di sekitar Taiwan pada 17 Maret, menurut data Kementerian Pertahanan.
Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah Presiden Taiwan Lai Ching-te menyebut Tiongkok sebagai "kekuatan asing yang bermusuhan".
Kementerian Luar Negeri Beijing mengatakan tindakan tersebut merupakan tanggapan atas dukungan AS untuk Taiwan dan sebagai peringatan bagi "pasukan separatis kemerdekaan Taiwan".