Keamanan

Tiongkok meningkatkan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan di tengah latihan bersama AS-Filipina-Jepang

Para pemimpin pertahanan AS dan Filipina secara bersama-sama menegaskan kekuatan aliansi jangka panjang kedua negara dan menegaskan kembali pentingnya mempertahankan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Pasukan militer Filipina, Jepang, dan Amerika Serikat melakukan aktivitas kooperatif maritim multilateral di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina pada 28 Maret. [Komando Indo-Pasifik AS]
Pasukan militer Filipina, Jepang, dan Amerika Serikat melakukan aktivitas kooperatif maritim multilateral di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina pada 28 Maret. [Komando Indo-Pasifik AS]

Oleh Focus |

Pada 28 Maret, Tiongkok melakukan apa yang mereka sebut sebagai “patroli rutin” di Laut Tiongkok Selatan yang disengketakan, bertepatan dengan latihan maritim trilateral antara AS, Jepang, dan Filipina.

Di hari yang sama, ketiga negara itu menggelar latihan angkatan laut bersama untuk meningkatkan kesiapan dalam situasi krisis di dekat perairan Scarborough Shoal yang disengketakan.

Latihan gabungan tersebut melibatkan kapal BRP Jose Rizal dari Angkatan Laut Filipina, kapal perusak berpeluru kendali USS Shoup dari Angkatan Laut AS, dan fregat multi-misi JS Noshiro dari Jepang. Ketiga kapal perang tersebut melakukan manuver terkoordinasi.

Kegiatan ini meliputi latihan komunikasi radio, pertukaran personel, serta strategi pertahanan untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Amerika Serikat akan mengerahkan Sistem Penghadangan Kapal Ekspedisi Angkatan Laut-Marinir (NMESIS) ke Filipina untuk pertama kalinya dalam latihan Balikatan 2025. Foto dari November 2020 menunjukkan peluncuran NMESIS dari peluncur berbasis JLTV yang dikendalikan dari jarak jauh. [Korps Marinir AS]
Amerika Serikat akan mengerahkan Sistem Penghadangan Kapal Ekspedisi Angkatan Laut-Marinir (NMESIS) ke Filipina untuk pertama kalinya dalam latihan Balikatan 2025. Foto dari November 2020 menunjukkan peluncuran NMESIS dari peluncur berbasis JLTV yang dikendalikan dari jarak jauh. [Korps Marinir AS]
Foto ini memperlihatkan Green Berets Angkatan Darat AS dan pasukan komando Australia yang mengikuti pelatihan terjun bebas selama Balikatan 2023 pada 10 April 2023. Latihan Balikatan tahun ini dijadwalkan berlangsung dari 21 April hingga 9 Mei. [Angkatan Darat AS]
Foto ini memperlihatkan Green Berets Angkatan Darat AS dan pasukan komando Australia yang mengikuti pelatihan terjun bebas selama Balikatan 2023 pada 10 April 2023. Latihan Balikatan tahun ini dijadwalkan berlangsung dari 21 April hingga 9 Mei. [Angkatan Darat AS]

Menurut laporan Associated Press, sebuah fregat Tiongkok mencoba mendekati area latihan tetapi diperingatkan melalui radio oleh kapal angkatan laut Filipina.

Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yang melakukan patroli tersebut, mengatakan bahwa patroli tersebut merupakan tanggapan terhadap Filipina yang mengajak negara-negara di luar kawasan untuk “melakukan patroli bersama” dan upaya Manila yang terus berlanjut untuk “menggembar-gemborkan dan menyebarkan klaimnya yang melanggar hukum” di Laut Tiongkok Selatan, sehingga “mengganggu stabilitas” kawasan tersebut.

Seorang juru bicara komando itu memperingatkan Filipina agar tidak memprovokasi insiden atau mencari dukungan eksternal, dan menyatakan bahwa tindakan semacam itu “akan sia-sia,” menurut kantor berita Xinhua.

Ketegangan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian konfrontasi antara Filipina dan Tiongkok selama beberapa bulan terakhir, di mana Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Tiongkok Selatan, meskipun klaim itu telah ditolak dalam keputusan internasional.

Kapal-kapal Tiongkok dilaporkan menggunakan taktik agresif secara berulang-kali, termasuk menabrak dan menyemprot kapal Filipina dengan meriam air bertekanan tinggi, di perairan yang disengketakan.

Komitmen 'Tak Tergoyahkan'

Patroli Tiongkok bertepatan dengan kunjungan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth ke Filipina untuk menegaskan kembali komitmen Washington berdasarkan Perjanjian Pertahanan Bersama.

Dalam kunjungannya, Hegseth menekankan bahwa komitmen Washington terhadap Filipina tidak tergoyahkan, terutama menghadapi sikap Tiongkok yang semakin tegas di wilayah tersebut.

Ia menambahkan bahwa rencana peningkatan kapabilitas pertahanan dan penguatan strategi pencegahan mencerminkan “kekuatan aliansi kita yang kokoh, terutama menghadapi agresi Tiongkok Komunis di kawasan ini.”

Hegseth juga menegaskan pentingnya “kebebasan navigasi” di kawasan Indo-Pasifik, menurut Kementerian Pertahanan.

Sementara itu, menurut Reuters, citra satelit yang diambil beberapa hari sebelum kunjungan Hegseth menunjukkan bahwa Tiongkok telah menempatkan dua pesawat pembom H-6 dekat Scarborough Shoal.

Perusahaan satelit asal AS, Maxar Technologies, mengonfirmasi kehadiran pesawat pembom tersebut dalam citra satelit. Hal ini mempertegas jejak militer Beijing yang semakin nyata di perairan yang disengketakan.

“Tiongkok sedang mengirimkan sinyal bahwa mereka memiliki kemampuan militer yang canggih,” kata Peter Layton dari Griffith Asia Institute, Australia, kepada Reuters.

Balikatan 2025

Ketegangan ini muncul menjelang latihan militer tahunan Balikatan antara AS dan Filipina, yang dijadwalkan berlangsung dari 21 April hingga 9 Mei di berbagai lokasi di Luzon dan Palawan

Latihan tahun ini akan diperluas dengan berbagai operasi militer gabungan, termasuk latihan tembak langsung, serangan roket untuk menenggelamkan kapal, serta simulasi pendaratan di pantai untuk latihan merebut kembali pulau yang dekat dengan Laut Tiongkok Selatan.

Untuk pertama kalinya, Jepang akan berpartisipasi sebagai mitra penuh dalam latihan tersebut.

Selama kunjungannya, Hegseth juga mengumumkan bahwa sistem NMESIS—peluncur rudal anti-kapal bergerak berbasis darat —akan dikerahkan dalam Balikatan 2025, bersama kapal permukaan tak berawak yang canggih.

Sistem-sistem ini akan memungkinkan pasukan AS dan Filipina untuk berlatih bersama “menggunakan kemampuan mutakhir untuk mempertahankan kedaulatan Filipina,” ujarnya kepada para wartawan.

Latihan mendatang ini melanjutkan penempatan sistem rudal Typhon milik Angkatan Darat AS tahun lalu di utara Luzon, yang mampu menjangkau lokasi strategis di seluruh Laut Tiongkok Selatan dan sebagian daratan Tiongkok.

Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro Jr., mengatakan bahwa penempatan NMESIS dan peralatan lainnya akan membantu modernisasi militer negaranya dan mempersiapkannya untuk “kemampuan teknologi tinggi yang dibutuhkan untuk strategi pencegahan yang efektif.”

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *