Keamanan

Larangan ekspor chip Taiwan ke Huawei dan SMIC isyaratkan perubahan kebijakan keamanan.

Sebagai pemimpin global dalam industri semikonduktor, Taiwan menguasai kemampuan produksi chip paling canggih. Namun, tanpa pengawasan yang ketat, teknologi penting bisa saja bocor melalui jalur tersembunyi.

Pengunjung memadati gerai Huawei dalam ajang Mobile World Congress di Shanghai, 18 Juni. Taiwan telah memasukkan Huawei dan SMIC ke dalam daftar hitam karena kekhawatiran terhadap keamanan teknologi. [Hector Retamal/AFP]
Pengunjung memadati gerai Huawei dalam ajang Mobile World Congress di Shanghai, 18 Juni. Taiwan telah memasukkan Huawei dan SMIC ke dalam daftar hitam karena kekhawatiran terhadap keamanan teknologi. [Hector Retamal/AFP]

Oleh Lee Hsien-chih |

Taiwan memasukkan dua perusahaan teknologi besar asal Tiongkok ke dalam daftar hitam, menandai perubahan kebijakan yang memandang kemampuan manufaktur chip canggih sebagai isu penting dalam keamanan nasional.

Pada bulan Juni, Administrasi Perdagangan Internasional (ITA) Taiwan memperbarui daftar Komoditas Teknologi Tinggi Strategis mereka dengan menambahkan Huawei dan Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), beserta sejumlah anak perusahaan mereka di luar negeri.

Mulai sekarang, berbagai perusahaan Taiwan harus mendapatkan persetujuan pemerintah terlebih dahulu sebelum mengekspor produk apa pun ke entitas tersebut. Daftar hitam yang diperbarui ini mencakup afiliasi Huawei di Jepang, Rusia, dan Jerman, yang secara signifikan membatasi akses mereka terhadap teknologi asing.

Banyak pengamat menilai langkah ini sebagai pertama kalinya Taiwan menerapkan kontrol ekspor tingkat tinggi yang secara khusus ditujukan kepada perusahaan teknologi utama dari Tiongkok.

Wafer tampak dipajang di gerai TSMC di Nanjing, Tiongkok, 19 Juli 2023. Pembatasan ekspor yang diberlakukan Taiwan bertujuan untuk mencegah perusahaan Tiongkok mengakses teknologi chip canggih. [Costfoto/NurPhoto via AFP]
Wafer tampak dipajang di gerai TSMC di Nanjing, Tiongkok, 19 Juli 2023. Pembatasan ekspor yang diberlakukan Taiwan bertujuan untuk mencegah perusahaan Tiongkok mengakses teknologi chip canggih. [Costfoto/NurPhoto via AFP]

Selain sejalan dengan kebijakan ekspor AS, langkah ini menegaskan upaya Taiwan untuk memperlakukan semikonduktor sebagai aset keamanan nasional di tengah meningkatnya pengaruh teknologi Tiongkok.

“Perubahan terbaru ini menunjukkan langkah nyata menuju persaingan strategis di bidang teknologi dengan Tiongkok,” ujar Min-yen Chiang, Wakil Direktur Keamanan Ekonomi di lembaga kajian Center for Technology, Democracy, and Society (DSET), kepada Bloomberg pada 17 Juni.

“Jika dibandingkan dengan negara demokrasi teknologi lain yang memiliki struktur industri serupa -- seperti Jepang dan Korea Selatan -- Taiwan kini mengambil sikap yang lebih tegas,” tambahnya.

Daftar revisi ITA kini mencakup 601 entitas dari Tiongkok, Rusia, Iran, dan Pakistan.

Pemerintah menekankan bahwa kontrol ini bertujuan untuk “mencegah proliferasi senjata dan mengatasi masalah keamanan nasional,” serta mendesak para eksportir Taiwan untuk mengevaluasi risiko dengan cermat.

Bea Cukai telah menegakkan peraturan di perbatasan, dan para pihak yang melanggar peraturan akan menghadapi tuntutan pidana dan sanksi bisnis.

Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Tiongkok, pada 25 Juni menanggapi dengan menuduh otoritas Taiwan “berulang kali menggunakan taktik licik dan jahat” demi mencari dukungan dari Washington.

“Semua tindakan tercela ini sangat memalukan,” ujar Zhu ketika ditanya tentang daftar hitam terbaru Taiwan.

Masalah keamanan

Pembatasan tersebut dapat secara signifikan menghambat kemampuan Huawei dan SMIC dalam mendapatkan bahan serta peralatan buatan Taiwan yang penting untuk produksi chip kecerdasan buatan (AI).

“Baik dari sudut pandang keamanan nasional, perlindungan industri, maupun strategi geopolitik, Taiwan jelas memiliki tanggung jawab untuk ikut dalam upaya koalisi demokrasi global dalam membendung infiltrasi teknologi dari Tiongkok,” kata Lin Ting-hu, Wakil Sekretaris Jenderal Taiwan Society of International Law, kepada Focus.

Lin, yang juga merupakan mantan peneliti di Dewan Keamanan Nasional Taiwan, menekankan Taiwan tidak dapat melihat kebijakan Tiongkok hanya dari sudut pandang ekonomi.

"Jika produk dari perusahaan penting seperti TSMC [Taiwan Semiconductor Manufacturing Co.] berakhir di tangan negara yang tidak bersahabat, konsekuensinya lebih dari sekadar kerugian industri. Berbagai komponen ini dapat menjadi bagian inti dari sistem militer, yang secara langsung memengaruhi keamanan dan stabilitas regional."

Financial Times menambahkan bahwa langkah Taiwan ini juga mendukung upaya AS untuk membatasi kebangkitan teknologi Tiongkok.

Meskipun Huawei telah mempromosikan chip AI-nya sebagai pesaing Nvidia, namun performa sebenarnya masih diragukan.

Analisis perangkat oleh perusahaan riset Kanada, TechInsights, menemukan MateBook Fold terbaru dari Huawei menggunakan prosesor SMIC 7nm -- sebuah tonggak sejarah bagi Tiongkok, tetapi masih tiga generasi di belakang chip 2nm TSMC yang akan hadir di akhir tahun ini.

Ancaman saluran belakang

Sebagai pemimpin global dalam industri semikonduktor, Taiwan menguasai kemampuan produksi chip paling canggih, serta jaringan luas yang mencakup pembangunan ruang bersih hingga pasokan material.

Namun demikian, tanpa pengawasan yang ketat, teknologi penting bisa saja bocor melalui jalur tersembunyi.

Tiongkok di masa lalu diduga menggunakan jaringan bayangan berupa perusahaan “startup” yang didukung negara untuk mendekati pemasok Taiwan, sementara diam-diam melayani perusahaan teknologi inti nasional Tiongkok, seperti Huawei, SMIC, Fujian Jinhua, dan ChangXin Memory.

Selain daftar entitas dan pengendalian lisensi, lebih jauh lagi, Taiwan perlu meningkatkan sistem "pelacakan asal produk" dan "verifikasi dari hulu," terutama untuk chip berukuran di bawah 7nm, ujar Lin.

“Chip ini berpotensi digunakan dalam aplikasi militer dan harus diperlakukan sebagai barang strategis di bawah pengawasan yang ketat,” katanya.

TSMC dan seluruh sektor semikonduktor Taiwan tidak hanya memikul beban ekonomi, tetapi juga tanggung jawab geopolitik.

Jika Huawei dan SMIC masih bisa memperoleh chip buatan Taiwan melalui pintu belakang, Taipei harus bertindak tegas untuk memperkuat pertahanannya dan menutup celah tersebut.

[Bagian I dari II dalam seri tentang Dorongan Keamanan Teknologi Taiwan]

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *