Hak Asasi Manusia

Pengadilan Hong Kong dengarkan argumen penutup dalam sidang politik taipan media Jimmy Lai

Jaksa menuntut hukuman penjara seumur hidup atas Lai dalam kasus yang disebut kelompok hak asasi manusia sebagai persekusi politik, sementara suara global — mulai dari Presiden AS Donald Trump hingga kelompok HAM — mendesak pembebasannya.

Dalam foto yang diambil pada 16 Juni 2020, taipan media Jimmy Lai berpose saat wawancara dengan AFP di kantor Next Digital, Hong Kong. Sidang keamanan nasional yang menjeratnya—dimulai pada akhir 2023—memasuki tahap argumen penutup pada Agustus 2025, dalam kasus yang oleh para pengkritik disebut sebagai bentuk persekusi politik. [Anthony Wallace/AFP]
Dalam foto yang diambil pada 16 Juni 2020, taipan media Jimmy Lai berpose saat wawancara dengan AFP di kantor Next Digital, Hong Kong. Sidang keamanan nasional yang menjeratnya—dimulai pada akhir 2023—memasuki tahap argumen penutup pada Agustus 2025, dalam kasus yang oleh para pengkritik disebut sebagai bentuk persekusi politik. [Anthony Wallace/AFP]

Oleh AFP dan Focus |

Jaksa Hong Kong pada 18 Agustus mulai menyampaikan argumen penutup dalam persidangan taipan media pro-demokrasi Jimmy Lai, dengan menyatakan ia menunjukkan “niat tak tergoyahkan” untuk meminta sanksi asing terhadap Hong Kong dan Tiongkok.

Pendiri surat kabar Apple Daily yang kini sudah tutup, pria berusia 77 tahun, telah lama menjadi target dalam apa yang disebut kelompok hak asasi manusia sebagai persekusi politik oleh otoritas Tiongkok. Ia menyatakan tidak bersalah. Presiden AS Donald Trump berjanji akan “melakukan segala cara untuk menyelamatkannya,” menegaskan sorotan internasional terhadap kasus Lai.

Pihak berwenang menuduh Lai menggunakan berbagai platform untuk melobi negara-negara Barat, menggambarkannya sebagai tokoh kunci dalam penindakan yang menurut para pengkritik mencerminkan upaya Beijing membungkam perbedaan pendapat. Tuduhan ini diajukan berdasarkan undang-undang keamanan nasional kota tersebut, yang diberlakukan Beijing tahun 2020 setelah demonstrasi pro-demokrasi 2019 yang masif dan terkadang disertai kekerasan.

Jaksa menyebut jaringan koneksi asing Lai sebagai bukti ia memiliki “niat tak tergoyahkan untuk meminta sanksi, blokade, atau aktivitas bermusuhan lain” terhadap Tiongkok dan Hong Kong, dengan menambahkan niat tersebut “bersifat jangka panjang dan konsisten.”

Polisi bersenjata berjaga di luar pengadilan West Kowloon setelah taipan media Hong Kong Jimmy Lai tiba untuk menghadiri sidang keamanan nasionalnya di Hong Kong pada 18 Agustus. [Isaac Lawrence/AFP]
Polisi bersenjata berjaga di luar pengadilan West Kowloon setelah taipan media Hong Kong Jimmy Lai tiba untuk menghadiri sidang keamanan nasionalnya di Hong Kong pada 18 Agustus. [Isaac Lawrence/AFP]
Polisi Hong Kong mendata kerumunan yang berkumpul di luar sidang taipan media yang dipenjara, Jimmy Lai, pada 14 Agustus. [Isaac Lawrence/AFP]
Polisi Hong Kong mendata kerumunan yang berkumpul di luar sidang taipan media yang dipenjara, Jimmy Lai, pada 14 Agustus. [Isaac Lawrence/AFP]

Dalam argumen penutupnya, jaksa Anthony Chau menyoroti perjalanan Lai ke Amerika Serikat sekitar protes Hong Kong 2019, termasuk kunjungan pada bulan Juli saat ia bertemu dengan Wakil Presiden AS saat itu, Mike Pence.

“Pengadilan akan mencatat bahwa bagaimanapun juga, (Lai) sendiri memang mengusulkan dan meminta sanksi, yang menurutnya ditujukan kepada pejabat dan bukan terhadap negara,” kata Chau, merujuk pada kesaksian Lai sebelumnya.

Lai membantah telah menyerukan sanksi terhadap Tiongkok dan Hong Kong secara keseluruhan, serta mengatakan ia tidak pernah menganjurkan separatisme.

Masalah kesehatan

Sidang yang seharusnya memasuki tahap akhir pada 14 Agustus terpaksa ditunda dua kali: pertama akibat cuaca buruk, lalu untuk menangani kondisi medis Lai. Pada 15 Agustus, tim pembela menyebut Lai mengalami “jantung berdebar” dan sempat merasa seolah “akan pingsan.”

Kekhawatiran soal kesehatan Lai sebelumnya sudah disuarakan keluarganya dan kelompok hak asasi manusia. Taipan media itu ditahan sejak Desember 2020, kabarnya di sel isolasi, dan berat badannya turun selama masa tahanan.

Pemerintah Hong Kong menyatakan pada 15 Agustus bahwa “perawatan medis yang diterima Lai Chee-ying dalam tahanan sudah memadai dan komprehensif.”

Dengan mengenakan kemeja putih dan jaket tipis berwarna pucat, Lai hadir di pengadilan pada 18 Agustus tanpa terlihat menggunakan peralatan medis. Saat memasuki ruang sidang, ia tersenyum dan melambaikan tangan kepada para pendukung serta anggota keluarganya yang duduk di galeri publik. Ia mengikuti jalannya persidangan melalui headphone, dan sempat memejamkan mata beberapa menit selama sesi pagi.

Sidang panjang ini, yang dimulai pada Desember 2023, kini memasuki tahap akhir sementara negara-negara Barat dan kelompok hak asasi manusia terus menyerukan pembebasan Lai. Selain tuduhan kolusi, Lai juga menghadapi dakwaan hasutan terkait 161 artikel, termasuk opini yang memuat namanya sebagai penulis.

Dunia mengamati

Menanggapi argumen hak asasi manusia yang diajukan pembela, Chau mengatakan Lai tidak mengajukan tantangan konstitusional. Elaine Pearson, Direktur Asia di Human Rights Watch, mengatakan pada pertengahan Agustus bahwa Hong Kong seharusnya “mencabut tuduhan tak berdasar” terhadap Lai.

Trump mengatakan pada program radio Fox News pada 14 Agustus bahwa ia membicarakan kasus taipan itu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

“Saya akan melakukan segala cara untuk menyelamatkannya,” kata Trump, dikutip media tersebut.

Karena Lai adalah warga negara Inggris, putranya Sebastien mendesak kabinet Perdana Menteri Inggris Keir Starmer agar mengambil langkah lebih tegas, dengan mengatakan: “Saya tidak ingin ayah saya mati di penjara.”

‘Tahanan politik’

Lai memberikan kesaksian penuh semangat, menjawab pertanyaan tentang ideologi politik, gaya kepemimpinan, dan kontaknya di luar negeri. Ia setidaknya dua kali menyebut dirinya sebagai “tahanan politik,” yang langsung mendapat teguran keras dari majelis hakim yang terdiri dari tiga orang.

Jaksa menunjukkan diagram berjudul “Koneksi Politik Eksternal (Lai)” kepada pengadilan, dengan argumen ia memiliki pengaruh di Amerika Serikat, Inggris, dan Taiwan.

Apple Daily ditutup tahun 2021 setelah penggerebekan polisi dan penangkapan sejumlah redaktur seniornya.

Seorang mantan karyawan Apple Daily bermarga Chang ikut mengantre di luar pengadilan pada 15 Agustus untuk menyatakan dukungannya kepada Lai. Kepada AFP, Chang menyebut Lai sebagai bos yang “peduli,” seraya menambahkan: “Kesehatannya memang memburuk sejak ditahan, tapi saya yakin semangatnya tetap kuat. Saya berharap ia bisa terus bertahan.”

Pemerintah Hong Kong menyatakan pihaknya “sangat mengecam dan menolak pernyataan bernada fitnah dari pihak luar” terkait kasus Lai.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *