Oleh Zarak Khan |
Percepatan ekspansi militer dan infrastruktur Tiongkok di sepanjang perbatasan Ladakh timur menjadi faktor penentu dalam perencanaan strategis India.
Times of India melaporkan pada bulan Januari bahwa negara tetangga India tengah mengokohkan posisinya dari wilayah Ladakh timur hingga Arunachal Pradesh.
Sebagai tanggapan, New Delhi mempercepat modernisasi jalan Darbuk–Shyok–Daulat Beg Oldie (DS-DBO), jalur logistik penting untuk operasi militer di wilayah dataran tinggi.
Rute DS-DBO sepanjang 255 km menghubungkan kota Leh dengan pangkalan udara Daulat Beg Oldie (DBO), yang berada di ketinggian lebih dari 4.877 meter dan termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Dengan melintasi Pegunungan Karakoram yang curam, di ketinggian 3.962 hingga 5.065 meter, jalan ini memangkas waktu tempuh dari dua hari menjadi hanya 11–12 jam.
![Dalam foto yang dipublikasikan pada 8 Agustus, alat berat tampak beroperasi di sepanjang jalan DS-DBO di Ladakh timur, India. [Organisasi Jalan Perbatasan India/X]](/gc9/images/2025/08/22/51625-photo_2-370_237.webp)
Dengan peningkatan ini, dinamika strategis di Ladakh timur pun berubah, mengingat akses dan pergerakan di wilayah tersebut selama ini terhambat oleh medan dan cuaca yang sangat berat.
Organisasi Jalan Perbatasan India, yang merupakan bagian dari Kementerian Pertahanan, merampungkan jalan ini pada 2019 setelah hampir 20 tahun pengerjaan. Kini, mereka sedang memperkuat jalur tersebut dan 37 jembatan di sepanjangnya agar memenuhi standar Kelas 70, sehingga dapat dilalui kendaraan lapis baja seberat 70 ton, tank, dan kendaraan pengangkut rudal.
Tribune of India melaporkan pada 21 Juli, dengan mengacu pada sumber dari pemerintah India, bahwa rampungnya peningkatan ini akan secara signifikan memperkuat mobilitas militer India di dataran tinggi.
Media tersebut tidak melaporkan kapan para pekerja akan merampungkan peningkatan standar Kelas 70.
India juga tengah membangun rute alternatif sepanjang 130 km dari Sasoma lewat Saser La, Saser Brangsa, dan Gapshan ke DBO, menurut Times of India pada 21 Juli. Jalur ini, yang dibuat agar tidak mudah terlihat oleh patroli Tiongkok, akan mengurangi ketergantungan pada jalan utama, serta meningkatkan keamanan operasional, menurut laporan tersebut.
Rute baru ini akan menyediakan jalur komunikasi lain bagi pasukan India serta mempercepat mobilisasi tentara dan perlengkapan senjata.
Proyek ini diperkirakan akan selesai pada November 2026, menurut Indian Express.
Nilai strategis
Banyak yang menganggap bahwa langkah ini adalah bagian dari respons India terhadap pembangunan infrastruktur perbatasan Beijingyang kian meluas. Hal ini terjadi di tengah kesepakatan de-eskalasi yang rapuh namun belum terselesaikan yang dicapai pada Oktober lalu setelah bertahun-tahun mengalami kebuntuan.
Bagi India, DS-DBO bukan sekadar jalur pasokan, melainkan satu-satunya akses darat menuju Lembah Galwan dan pos DBO.
Kedua lokasi tersebut menjadi titik panas selama bentrokan perbatasan Juni 2020 dengan Tiongkok, yang diikuti oleh pelanggaran berulang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di berbagai lokasi di Ladakh. Konfrontasi tersebut mengakibatkan tewasnya 20 tentara India dan 4 tentara Tiongkok, menandai tembakan pertama sejak 1975 di sepanjang Line of Actual Control (LAC), batas de facto yang rawan dan sulit dipertahankan, yang memisahkan kedua rival tersebut.
Tasleem Ahmed, peneliti di Srinagar yang mempelajari ketegangan antara Tiongkok dan India, menyatakan bahwa meski kesepakatan Oktober telah dibuat, banyak pasukan masih bersiaga di garis depan perbatasan.
“Jalan DS-DBO memungkinkan Tentara India untuk memobilisasi pasukan dan peralatan berat ke perbatasan secara jauh lebih cepat jika terjadi ketegangan baru dengan Tiongkok,” kata Ahmed kepada Focus dalam sebuah wawancara.
Sejak tahun 2014, India mengadopsi "sikap yang lebih tegas" dengan tujuan "menghalangi" pergerakan pasukan Tiongkok, kata Jamestown Foundation pada tahun 2020.
Jamestown menambahkan proyek infrastruktur seperti jalan DS-DBO “memperkuat kemampuan India dalam mempertahankan wilayahnya,” tetapi juga “menjadi perhatian bagi Tiongkok karena memungkinkan India melancarkan operasi serangan.”
“Dulu, pasukan India mengandalkan pengiriman pasokan lewat helikopter kepada tentara yang bertugas dekat LAC,” menurut laporan itu. “Saat ini, mereka dapat mengangkut pasukan serta tank dengan pesawat C-17 Globemaster dan C-130 Super Hercules ke landasan udara di DBO dan sejumlah tempat lainnya.”
Kekhawatiran bagi Tongkok
Menurut para analis, peningkatan jalan DS-DBO yang tetap dilaksanakan meski menghadapi kecaman Tongkok dan medan yang cukup berat, menimbulkan ketidaknyamanan bagi PLA.
Kemampuan mobilitas yang lebih baik bisa mendorong India mengambil langkah lebih berani, seperti penempatan pasukan lebih depan atau respons cepat di sejumlah sektor perbatasan yang dipersengketakan, kata para komentator militer Tongkok, yang sebagian besar mencerminkan pandangan Partai Komunis Tiongkok.
“Kemampuan infrastruktur India yang meningkat dapat memicu provokasi berisiko di daerah perbatasan,” kata He Xianqing, peneliti di National Institute for South China Sea Studies Tiongkok, kepada South China Morning Post bulan Agustus.