Oleh Focus dan AFP |
Australia akan meluncurkan armada baru dron bawah air otonom "Ghost Shark" untuk memperkuat kemampuan angkatan lautnya dan mencegah potensi ancaman di Indo-Pasifik.
Pada 10 September, Australia mengumumkan penandatanganan kontrak senilai $1,7 miliar Australia ($1,1 miliar AS) dengan Anduril Australia untuk merancang, membuat, dan merawat kendaraan bawah laut tanpa awak ekstra besar. Puluhan unit direncanakan akan dibuat, dengan unit pertama akan mulai beroperasi bulan Januari.
Menteri Pertahanan Richard Marles menyebut program ini langkah signifikan dalam perombakan postur militer negaranya. "Ini teknologi tercanggih di dunia," ujarnya, seraya menambahkan bahwa dron itu memiliki kemampuan siluman, daya jangkau sangat jauh, dan mampu menjalankan misi intelijen, pengawasan, pengintaian, dan serangan. "Australia terdepan di dunia dalam hal kemampuan militer bawah air otonom."
Prakarsa itu didorong oleh memburuknya prospek keamanan, kata Marles.
![Fregat kelas Mogami dari Mitsubishi Jepang. Australia akan membeli 11 fregat siluman itu untuk memodernisasi armada angkatan lautnya. [Pemerintah Australia]](/gc9/images/2025/09/11/51932-_mogami-class_frigate-370_237.webp)
"Australia menghadapi situasi strategis yang paling kompleks dan, dalam beberapa hal, paling mengancam yang pernah kami alami sejak berakhirnya Perang Dunia II," ujarnya kepada para wartawan.
"Tujuan kami meningkatkan kemumpunian Angkatan Bersenjata semata-mata untuk mencegah konflik dan menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan tempat kami tinggal," tambahnya.
Dron untuk melengkapi kapal selam nuklir
Drone bawah laut baru ini diharapkan mampu melengkapi kapal selam bertenaga nuklir masa depan Australia, yang sedang diakuisisi melalui pakta keamanan trilateral AUKUS dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Marles menekankan bahwa Ghost Shark tidak akan menggantikan kapal selam tetapi akan beroperasi bersama, menurut Australian Broadcasting Corporation (ABC).
"Dron juga bekerja sama dengan armada permukaan. Yang jelas, ke depannya, negara perlu memiliki kemampuan militer otonom, dan itulah fungsi Ghost Shark," ujarnya.
Australia baru akan menerima kapal selam bertenaga nuklir pertamanya dari AUKUS pada 2032. Marles berkata dia yakin kombinasi dron dan kapal selam akan memberikan kemampuan yang "sangat penting". KASAL Laksdya Mark Hammond mengatakan kepada ABC bahwa Ghost Shark akan memastikan Australia dan sekutunya memiliki "keunggulan kemampuan" dalam perang bawah laut, sekalipun Tiongkok dan negara lain meluncurkan sistem canggih.
Program ini merupakan bagian dari rencana lima tahun. Perusahaan pertahanan AS, Anduril, yang sudah beroperasi di Australia, akan mengurus produksi, perawatan, dan pengembangan.
Tiongkok berinvestasi pada dron bawah air
Beberapa negara, termasuk Tiongkok, berinvestasi besar-besaran pada kendaraan bawah air tanpa awak, demikian laporan Economic Times bulan September.
Awal bulan ini, Beijing meluncurkan dron bawah laut ekstra besar baru di parade militer, yang menurut Naval News memiliki panjang 18-20 meter dan menggunakan propulsi hidrojet, mirip torpedo nuklir Poseidon Rusia. Kendati analis memperingatkan agar tidak melakukan perbandingan langsung, merebaknya teknologi semacam itu menandakan pergeseran paradigma perang laut.
Jika dapat diproduksi besar-besaran dan andal dalam pertempuran, dron semacam ini akan menjadi ancaman serius bagi angkatan laut musuh di perairan sengketa, kata analis pertahanan kepada koran itu.
"Dengan meluncurkan Ghost Shark, Australia menempatkan diri di garis depan perang dron bawah laut, meningkatkan daya tangkal dan fleksibilitas operasi di Indo-Pasifik," tulis Economic Times.
Peluncuran Ghost Shark merupakan bagian dari modernisasi AL Australia. Pemerintah Australia pada bulan Agustus mengumumkan kesepakatan senilai $6 miliar dengan Mitsubishi Jepang untuk pengadaan 11 fregat siluman kelas Mogami, dengan unit pertama akan mulai beroperasi pada 2030.
Ini merupakan salah satu kontrak ekspor militer terbesar Jepang sejak PD II. Kapal itu akan menggantikan armada kapal kelas Anzac Australia yang sudah tua.
![Richard Marles (kiri), Menteri Pertahanan Australia, dan Pat Conroy, Menteri Industri Pertahanan, memeriksa dron bawah air Ghost Shark di pangkalan AL di Sydney, Australia, pada 10 September. [Angkatan Bersenjata Australia]](/gc9/images/2025/09/11/51931-ghost_shark-370_237.webp)