Kapabilitas

Tonggak sejarah luar biasa: Jepang menguji meriam rel dengan menembak kapal di laut

Meriam rel menembakkan proyektil jauh lebih cepat daripada senjata konvensional, yang memungkinkan daya penetrasi lebih besar dan jarak tembak lebih jauh.

"Ini pertama kalinya meriam rel yang dipasang pada kapal berhasil ditembakkan ke kapal sungguhan," demikian diumumkan ATLA di bawah Kementerian Pertahanan Jepang pada 10 September di X. [ATLA/X]
"Ini pertama kalinya meriam rel yang dipasang pada kapal berhasil ditembakkan ke kapal sungguhan," demikian diumumkan ATLA di bawah Kementerian Pertahanan Jepang pada 10 September di X. [ATLA/X]

Oleh Focus dan AFP |

Jepang berhasil menguji tembak meriam rel elektromagnetik yang dipasang di kapal ke sasaran bergerak di laut, menandakan tonggak sejarah dalam upaya Tokyo memodernisasi Pasukan Bela Dirinya.

Pengujian ini dilaksanakan dari bulan Juni hingga awal Juli di kapal uji JS Asuka, diumumkan oleh Badan Akuisisi, Teknologi, dan Logistik (ATLA) Kemenhan Jepang pada 10 September.

"Ini pertama kalinya meriam rel yang dipasang di kapal berhasil ditembakkan ke kapal sungguhan," diunggah ATLA di X, menambahkan bahwa uji tembak itu dilakukan dengan dukungan Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF).

Tidak seperti artileri konvensional yang menggunakan propelan kimia, teknologi meriam rel menggunakan gaya elektromagnetik guna menembakkan proyektil di tengah rel pada kecepatan sangat tinggi. Peluru itu menghancurkan sasaran hanya dengan energi kinetik.

ATLA memulai pengembangan meriam rel berskala penuh pada 2016 dan melakukan uji tembak dari kapal pertama di dunia pada 2023. Pengujian di laut ini menandakan tonggak prestasi baru dalam modernisasi pertahanan Jepang. [ATLA/X]
ATLA memulai pengembangan meriam rel berskala penuh pada 2016 dan melakukan uji tembak dari kapal pertama di dunia pada 2023. Pengujian di laut ini menandakan tonggak prestasi baru dalam modernisasi pertahanan Jepang. [ATLA/X]

Sasaran meriam rel bisa berupa kapal musuh, drone, atau misil balistik, tetapi tujuannya adalah menembak jatuh senjata hipersonik.

"Senjata masa depan"

"Meriam rel adalah senjata masa depan yang menembakkan peluru menggunakan energi listrik, tidak seperti artileri konvensional," ucap pejabat ATLA kepada AFP di pameran pertahanan DSEI Japan Conference pada bulan Mei, yang menampilkan model skala 1:2.

"Diperkirakan pada masa depan akan muncul ancaman yang hanya dapat diatasi dengan meriam rel," ujar pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya.

Jepang meluncurkan program meriam rel elektromagnetiknya tahun 2016. Uji tembaknya dimulai pada 2022.

Negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, Prancis, dan Jerman, juga mengembangkan teknologi ini, tetapi AL Jepang pada 2023 melakukan uji tembak meriam rel di atas kapal pertama di dunia.

Dalam uji coba sebelumnya, prototipe Jepang mencapai kecepatan moncong 2.297 meter per detik, kira-kira Mach 6,5, menurut analisis sumber terbuka. Sebagai perbandingan, kecepatan tembak meriam konvensional sekitar 1.750 meter per detik, kira-kira Mach 5.

Pihak perencana berusaha meningkatkan energi meriam rel itu dari 5 megajoule menjadi 20 megajoule, menurut Interesting Engineering.

"Meriam rel dapat melakukan tembakan cepat dan lebih hemat dibanding rudal pencegat konvensional, sehingga bisa menjadi sistem pertahanan masa depan bagi senjata hipersonik di atas Mach 5 yang dikembangkan Tiongkok, Korea Utara, dan Rusia," tulis Naval News 11 September.

"Terobosan baru"

Jepang sedang memodernisasi pasukan bela dirinya dengan teknologi militer canggih yang meliputi meriam rel, sistem gelombang mikro berkekuatan tinggi, dan senjata berbasis laser.

Teknologi ini "terobosan baru" dalam pertahanan misil, menurunkan biaya, dan memungkinkan pencegatan beberapa misil dan drone secara bersamaan, kata Naval News.

Foto uji coba terbaru menunjukkan momen saat meriam rel ditembakkan dan kapal target berada di garis bidik senjata itu.

Targetnya kapal tunda JMSDF seberat 260 ton yang dimodifikasi untuk pengujian meriam rel, Janes melaporkan pada 11 September. Meriam rel itu dilengkapi antena untuk radar pengukur kecepatan moncong dan berbagai kamera yang mungkin digunakan untuk melihat dan menganalisis impak.

ATLA sedang berupaya meningkatkan stabilitas proyektil, mengembangkan sistem kendali tembak khusus, dan membangun kemampuan tembak beruntun, menurut Naval News.

Jepang sedang mempertimbangkan penggunaan meriam rel pada sistem darat untuk melawan artileri musuh atau untuk pertahanan pantai, Japan Times melaporkan.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *