Kapabilitas

India perluas hubungan pertahanan dengan Australia, kerja sama AL dengan Korsel

Agresi Tiongkok di perbatasan Tiongkok-India tampaknya memperkuat tekad India untuk mencari sekutu baru.

Pada 13 Oktober, fregat INS Sahyadri milik AL India berkunjung ke Pangkalan AL Busan di Korea Selatan, sebagai bagian dari operasi maritim yang berlangsung di kawasan Indo-Pasifik. [Kedutaan Besar India di Seoul/X]
Pada 13 Oktober, fregat INS Sahyadri milik AL India berkunjung ke Pangkalan AL Busan di Korea Selatan, sebagai bagian dari operasi maritim yang berlangsung di kawasan Indo-Pasifik. [Kedutaan Besar India di Seoul/X]

Oleh Zarak Khan |

India sedang sibuk memperkuat jaringan kemitraan strategis di Indo-Pasifik, dengan tujuan utama menanggulangi agresi Tiongkok yang semakin menjadi-jadi.

Kerja sama militer yang ditingkatkan, termasuk latihan AL tingkat lanjut, kerangka kerja berbagi intelijen, dan perjanjian logistik, mencerminkan kesamaan tekad negara-negara Indo-Pasifik untuk mencegah Beijing menjadi kekuatan maritim dominan, kata analis.

Perkembangan kedekatan ini terlihat paling jelas dalam dua koridor: kemitraan strategis India dengan Australia dan kerja sama angkatan laut yang sedang dibangun dengan Korea Selatan.

Hubungan istimewa dengan Australia

Kerja sama antara New Delhi dan Canberra berkembang melampaui kemitraan tradisional menjadi sesuatu yang disebut kedua belah pihak "hubungan strategis yang istimewa" di Indo-Pasifik.

INS Kadmatt, korvet antikapal selam buatan India, tiba di Cairns, Australia, pada 25 September untuk operasi singkat. [Komisi Tinggi India, Canberra/X]
INS Kadmatt, korvet antikapal selam buatan India, tiba di Cairns, Australia, pada 25 September untuk operasi singkat. [Komisi Tinggi India, Canberra/X]

Pada 9 Oktober, saat Menhan India Rajnath Singh mengunjungi Australia, kunjungan pertama sejak 2013, kedua belah pihak menandatangani tiga perjanjian penting: membangun kerangka kerja berbagi intelijen militer, dukungan SAR kapal selam bersama, dan meresmikan dialog staf gabungan guna memudahkan koordinasi operasi.

Kunjungan ini terjadi di tengah persaingan strategis yang semakin intensif di Indo-Pasifik, kata analis.

"Meluasnya kehadiran AL Tiongkok, persaingan baru di zona abu-abu, dan meningkatnya prakarsa minilateral seperti Quad mengubah lanskap," kata Premesha Saha, peneliti kebijakan senior di Asia Society Australia, dalam analisisnya pada 9 Oktober.

Pernyataan gabungan yang dikeluarkan oleh menteri pertahanan kedua negara menegaskan "pentingnya meningkatkan kerja sama dengan para mitra regional guna menjaga Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, damai, stabil, dan sejahtera."

Kedua menteri menegaskan kembali "dukungan kuat terhadap kebebasan pelayaran dan penerbangan, keleluasaan berniaga di kawasan, dan penggunaan laut lainnya yang sah sesuai hukum internasional, terutama Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982."

Tiongkok menolak putusan pengadilan arbitrase tahun 2016 terhadap klaimnya atas lebih dari 80% wilayah Laut Tiongkok Selatan.

Kemitraan melawan Tiongkok

India dan negara-negara lain membentuk berbagai kemitraan guna melawan Tiongkok yang melanggar norma kebebasan pelayaran dan Zona Ekonomi Eksklusif milik negara-negara tetangga.

Contohnya, India dan Australia masuk kelompok Dialog Keamanan Empat Pihak (Quadrilateral Security Dialogue, "Quad") yang melibatkan AS dan Jepang, penyeimbang Tiongkok di Indo-Pasifik.

Pada 2025 India ikut serta dalam Talisman Sabre untuk pertama kalinya. Latihan per dua tahun yang dipimpin Australia dan AS ini diikuti lebih dari 40.000 pasukan dari 19 negara peserta dan dua negara pengamat. Latihan itu dilaksanakan di Australia dan Papua Nugini musim panas ini.

Seperti biasa, India tahun ini mengikuti latihan laut Malabar. India menjadi tuan rumah kali ini. Keempat anggota Quad terlibat di dalamnya.

Hubungan lebih erat dengan Korsel

Di lingkungan dekat Tiongkok, India aktif mendekati Korea Selatan.

Kerja sama AL mereka mengisyaratkan upaya lain untuk membendung ambisi Tiongkok.

Pada 13 Oktober, India dan Korea Selatan mengadakan latihan angkatan laut bilateral pertama di lepas pantai Busan, Korea Selatan.

Salah satu kapal yang ikut serta adalah fregat siluman INS Sahyadri milik India.

"Operasi INS Sahyadri di Laut Tiongkok Selatan dan Indo-Pasifik menegaskan status India sebagai pemangku kepentingan maritim yang bertanggung jawab dan Mitra Keamanan Istimewa," demikian pernyataan Kedutaan Besar India di Seoul pada 15 Oktober.

Kedubes menyebut "semakin pentingnya Indo-Pasifik dalam lanskap laut geopolitik."

Salah Tiongkok sendiri

Menurut analis, langkah diplomatik dan strategis India baru-baru ini akibat ulah Tiongkok sendiri.

Dengan meningkatkan ketegangan di perbatasan Tiongkok-India, Beijing "memberikan dorongan terpenting untuk [menyambut] rangkulan strategis" Australia, kata Shanthie Mariet D'Souza, peneliti senior di UMass Amherst, dalam analisisnya baru-baru ini.

India dan Tiongkok memiliki sengketa perbatasan sepanjang lebih dari 3.400 kilometer.

D'Souza mengutip sejarah permusuhan antara New Delhi dan Beijing, termasuk "konflik 2017 antara pasukan India dan Tiongkok di dataran tinggi Doklam di Bhutan, dan bentrokan Mei 2020" di Garis Kendali (LAC) di Pegunungan Himalaya. Dua puluh prajurit India dan lima dari Tiongkok tewas dalam pertarungan Mei 2020.

Selain mendekati sekutu potensial, India juga memutakhirkan program misilnya dan meningkatkan infrastruktur perbatasan.

Keberhasilan uji coba rudal Agni-Prime (Agni-P) dengan jarak tempuh 2.000 km dari peluncur berbasis rel menandakan langkah signifikan ke arah ini.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *