Keamanan

Filipina dan Selandia Baru memulai pembicaraan pakta pertahanan di tengah sengketa maritim dengan Tiongkok

Perjanjian ini akan memungkinkan kedua negara untuk mengerahkan pasukan di wilayah masing-masing.

Sejumlah kapal Penjaga Pantai Tiongkok (Kiri dan Kanan) terlihat dari kapal Penjaga Pantai Filipina BRP Cabra selama misi pasokan ke Shoal Sabina di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan pada 26 Agustus 2024. (Jam Sta Rosa/AFP)
Sejumlah kapal Penjaga Pantai Tiongkok (Kiri dan Kanan) terlihat dari kapal Penjaga Pantai Filipina BRP Cabra selama misi pasokan ke Shoal Sabina di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan pada 26 Agustus 2024. (Jam Sta Rosa/AFP)

Oleh AFP |

Filipina dan Selandia Baru sedang merundingkan sebuah perjanjian yang akan memungkinkan mereka untuk mengerahkan pasukan di wilayah masing-masing seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan ketegangan maritim dengan Tiongkok.

Manila telah berupaya meningkatkan hubungan pertahanan di kawasan Asia-Pasifik dan sekitarnya dalam menghadapi Tiongkok yang semakin percaya diri dalam menegaskan klaimnya atas Laut China Selatan yang menjadi titik rawan.

Putaran pertama pembicaraan diadakan di Manila pada 23 Januari antara departemen pertahanan Filipina dan Selandia Baru, kata kedua negara dalam pernyataan bersama pada 29 Januari.

"Pembicaraan putaran pertama diadakan di Manila pada 23 Januari antara departemen pertahanan Filipina dan Selandia Baru," demikian ungkap kedua negara dalam pernyataan bersama pada 29 Januari.

Perjanjian Status Pasukan Kunjungan akan memberikan kerangka hukum bagi kedua negara “untuk meningkatkan kegiatan kerja sama mereka dan melakukan latihan di wilayah masing-masing, memperdalam kerja sama pertahanan dan militer secara keseluruhan,” tambahnya.

Catherine McIntosh, duta besar Selandia Baru untuk Filipina, menghadiri pertemuan di Manila, sementara anggota delegasi Wellington lainnya berpartisipasi secara virtual.

Dari pihak Filipina, para negosiator termasuk para pejabat dari Departemen Pertahanan, Kehakiman, dan Luar Negeri, serta Komisi Kepresidenan untuk Pasukan Kunjungan.

Bulan lalu, Senat Filipina meratifikasi perjanjian pertahanan yang sama dengan Jepang. Negara Asia Tenggara tersebut juga telah menandatangani pakta pertahanan serupa dengan Amerika Serikat dan Australia serta telah memulai pembicaraan dengan Prancis.

Beijing mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, mengesampingkan klaim dari beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Filipina, dan keputusan internasional yang menyatakan bahwa sikapnya tidak memiliki dasar hukum.

Telah sering terjadi bentrokan atau ketegangan antara kapal-kapal Filipina dan Tiongkok di jalur perairan strategis tersebut.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *