Kapabilitas

Filipina dan AS gelar Balikatan 2025 di tengah ketegangan regional

Pasukan sekutu mempertajam kesiapan tempur dengan mengerahkan persenjataan canggih dalam manuver ekstensif di seantero Filipina.

Foto 8 Mei lalu memperlihatkan BRP Jose Rizal (FF-150) milik Angkatan Laut Filipina meluncurkan rudal ke BRP Lake Caliraya (AF-81) yang telah dinonaktifkan saat latihan tembak di Laut Tiongkok Selatan, dalam Balikatan 2024. [Arsip/Angkatan Bersenjata Filipina]
Foto 8 Mei lalu memperlihatkan BRP Jose Rizal (FF-150) milik Angkatan Laut Filipina meluncurkan rudal ke BRP Lake Caliraya (AF-81) yang telah dinonaktifkan saat latihan tembak di Laut Tiongkok Selatan, dalam Balikatan 2024. [Arsip/Angkatan Bersenjata Filipina]

Oleh Focus dan AFP |

MANILA – Dua sekutu, Filipina dan Amerika Serikat, mengadakan latihan militer gabungan terbesar guna menghalangi ambisi Beijing di Laut Tiongkok Selatan.

Latihan Balikatan 2025 dimulai 21 April dan berlangsung sampai 9 Mei.

Latihan tahunan ke-40 -- yang artinya "bahu-membahu" dalam bahasa Tagalog -- melibatkan 17.000 personel, diikuti sekitar 9.000 tentara Amerika dan 5.000 tentara Filipina, di samping kontingen sekutu penting.

Penyelenggara menyebut Balikatan tahun ini sebagai "uji tempur sesungguhnya," bukan sekadar latihan biasa, melibatkan skenario pertempuran yang kompleks dan realistis.

Foto 31 Maret 2022 ini memperlihatkan tentara Angkatan Darat AS memuat howitzer 105 mm M119A3 untuk latihan tembak gabungan dalam Balikatan 2022. [Spc. Darbi Colson/Angkatan Darat AS]
Foto 31 Maret 2022 ini memperlihatkan tentara Angkatan Darat AS memuat howitzer 105 mm M119A3 untuk latihan tembak gabungan dalam Balikatan 2022. [Spc. Darbi Colson/Angkatan Darat AS]

Pasukan beroperasi di berbagai lokasi penting di Filipina, termasuk wilayah dekat Laut Tiongkok Selatan yang disengketakan dan Selat Luzon yang strategis, yang memisahkan negara kepulauan itu dari Taiwan.

Ketegangan regional

Latihan ini terasa kian penting dengan meningkatnya ketegangan regional -- terutama akibat tindakan keras Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan dan implikasinya yang lebih luas terhadap stabilitas regional.

Situasi memanas beberapa jam sebelum latihan dimulai, ketika Tiongkok menyatakan telah mengusir kapal AL Filipina BRP Apolinario Mabini dari perairan dekat Scarborough Shoal yang disengketakan pada 20 April.

Pejabat AL Filipina membantah klaim tersebut, menyebutnya sebagai "operasi penyesatan informasi" dan menegaskan kembali kewenangan Filipina di zona maritimnya.

Pejabat tinggi militer Filipina dan Amerika Serikat menekankan sifat defensif latihan tersebut kendati mengakui perlunya persiapan perang jika gagal dicegah.

Pada upacara pembukaan di Manila, Letnan Jenderal Marinir AS James Glynn menekankan tekad dan kesiapan aliansi itu.

"Di samping membuktikan tekad kita dalam melaksanakan perjanjian pertahanan bersama yang telah ada sejak 1951, kita juga akan menunjukkan kemampuan kita yang tak tertandingi," kata Glynn.

Meskipun cinta damai, sekutu "memiliki kekuatan tempur yang kredibel" jika pencegahan gagal, katanya dikutip Kantor Berita Filipina.

Balikatan tidak ditujukan untuk negara tertentu, kata pejabat Filipina.

Latihan tersebut fokus pada peningkatan kemampuan Filipina mengamankan wilayahnya dan mencegah ancaman eksternal, Mayjen Francisco Lorenzo menjelaskan.

Ketika ditanya relevansi latihan itu bagi Taiwan, dia menjelaskan meskipun Balikatan dapat "membantu mencegah konflik," fokus utamanya tetap pada upaya mencegah ancaman terhadap Filipina, menurut Reuters.

Latihan perang tahun ini tidak akan membahas potensi invasi Tiongkok, baik militer AS maupun Filipina menekankan.

“Uji tempur sesungguhnya”

Balikatan 2025 istimewa dalam hal skala dan skenarionya yang kompleks, mendukung Konsep Pertahanan Kepulauan Komprehensif Filipina yang terus berkembang.

Latihan ini melibatkan berbagai matra -- termasuk udara, darat, laut, dunia maya, dan luar angkasa. Latihan ini memadukan tindakan taktis dengan wawasan strategis.

Kegiatan utamanya meliputi simulasi pertahanan udara dan rudal terpadu, skenario pertahanan pulau dan serangan balik, serta operasi angkatan laut gabungan. Semuanya dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan dalam lingkungan keamanan regional yang dinamis.

Salah satu acara yang paling ditunggu adalah Serangan Laut 5 Mei, ketika pasukan gabungan menyerang kapal BRP Miguel Malvar yang telah dipensiunkan.

Jet tempur FA-50PH Filipina, pesawat tempur AS, dan kapal AL Filipina yang dipersenjatai rudal C-Star akan terlibat dalam latihan tersebut, yang bertujuan mengulangi keberhasilan operasi serupa pada Balikatan 2024.

"Uji tempur sesungguhnya" ini mengerahkan persenjataan canggih Amerika, termasuk rudal anti-kapal NMESIS dari AL AS, sistem rudal jarak menengah Typhon dari AD AS, artileri HIMARS, dan MADIS Marinir.

Latihan ini juga memberi kesempatan penting bagi militer Filipina untuk menguji dan mengintegrasikan kemampuan rudalnya yang dimodernisasi.

Untuk pertama kalinya, Pasukan Bela Diri Jepang berpartisipasi penuh di Balikatan, bergabung dengan Amerika Serikat dan Australia dalam latihan maritim multilateral.

Ada 16 negara lain yang mengirimkan pengamat, menunjukkan komitmen regional dan internasional yang luas terhadap keamanan Indo-Pasifik.

Luasnya partisipasi menegaskan pesan keamanan bersama, serta komitmen bersama terhadap hukum internasional di kawasan yang penting secara strategis.

Meskipun Filipina menekankan sifat defensif latihan itu, Tiongkok memprotes keras, dengan alasan latihan semacam itu merusak stabilitas regional dan meningkatkan ketegangan soal Taiwan.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *