Oleh AFP dan Focus |
SYDNEY – Australia mengumumkan bahwa mereka akan menandatangani perjanjian pertahanan dengan Papua Nugini, mempererat hubungan dengan salah satu tetangga utama di Pasifik di tengah meningkatnya ketegangan regional dan konfrontasi dengan Tiongkok.
Dalam pernyataan bersama pada 20 Februari, kedua negara yang memiliki hubungan erat secara historis ini menegaskan komitmen mereka untuk merundingkan perjanjian tersebut guna memperdalam integrasi pasukan mereka dan mempermudah pemberian dukungan keamanan.
"Perjanjian ini akan memungkinkan angkatan bersenjata kita berjalan di jalur integrasi yang lebih erat dan meningkatkan interoperabilitas," kata Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles. Ia menambahkan bahwa ia ingin memperkuat hubungan pertahanan Australia dengan Papua Nugini ke "tingkat berikutnya" melalui perjanjian resmi.
"Kita hidup di dunia yang semakin kompleks secara strategis," katanya dalam konferensi pers bersama mitranya dari Papua Nugini.
![Memperkuat hubungan pertahanan antara Australia dan Papua Nugini melalui perjanjian keamanan baru yang menandai dorongan strategis untuk mengimbangi pengaruh Tiongkok yang semakin besar di kawasan. Foto ini diambil pada 18 Mei 2023 dan menunjukkan seorang pria berjalan melewati gedung proyek yang dibangun oleh perusahaan Tiongkok di Port Moresby. [Adek Berry/AFP]](/gc9/images/2025/02/24/49272-png_china_2-370_237.webp)
Aksi Tiongkok yang 'Tidak Aman'
"Kami bekerja sama dengan para sahabat terdekat kami, tetapi dalam hal ini, kami bekerja dengan keluarga. Begitulah kami memandang hubungan kami dengan Papua Nugini," ujar Marles.
Rincian mengenai isi perjanjian tersebut masih terbatas, tetapi dipastikan akan dibangun di atas kesepakatan keamanan yang telah ditandatangani kedua negara pada tahun 2023.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Australia dan Tiongkok, termasuk serangkaian insiden di wilayah udara dan jalur pelayaran Asia yang diperebutkan.
Pada 13 Februari, Departemen Pertahanan Australia melaporkan bahwa sebuah jet tempur Tiongkok menjatuhkan suar di dekat pesawat Angkatan Udara Australia yang sedang berpatroli di Laut China Selatan. Australia menuduh Tiongkok melakukan "tindakan militer yang tidak aman."
Sebagai tanggapan, Beijing menuduh pesawat Australia "melanggar kedaulatan Tiongkok dan membahayakan keamanan nasional Tiongkok." Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, meskipun putusan internasional pada 2016 menyatakan klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum.
Pada Mei tahun lalu, sebuah jet tempur Tiongkok dituduh mencegat helikopter Seahawk milik Australia di wilayah udara internasional dengan menjatuhkan suar di jalur penerbangannya.
Pada 2023, kapal perusak Tiongkok dituduh menggunakan gelombang sonar terhadap penyelam Angkatan Laut Australia yang sedang berada di perairan dekat Jepang, menyebabkan cedera ringan.
'Sangat Bersahabat'
Menteri Pertahanan Papua Nugini, Billy Joseph, mengatakan bahwa perjanjian ini sangat penting di tengah "dinamika geopolitik dan berbagai persaingan yang terjadi."
"Kami secara sadar telah memutuskan siapa yang harus menjadi mitra kami dalam hal keamanan," ujarnya.
Papua Nugini memiliki banyak mitra, tetapi Australia adalah salah satu yang "paling dekat," tambahnya.
Papua Nugini secara historis menghargai kemerdekaan strategis, menjauhkan diri dari keberpihakan dalam persaingan antara Tiongkok dan negara-negara Barat.
Namun demikian, pemerintah telah meningkatkan hubungan militer dengan Australia dan mengesampingkan pakta pertahanan dengan Tiongkok, dan lebih memprioritaskan hubungan ekonomi.
Terletak kurang dari 200 km dari perbatasan utara Australia, Papua Nugini adalah negara terbesar dan terpadat di kawasan Melanesia.
Australia sendiri telah menandatangani berbagai perjanjian keamanan, memberikan bantuan keuangan, serta meningkatkan kunjungan diplomatik untuk memperkuat pengaruhnya di Pasifik Selatan, sementara Tiongkok terus berusaha menarik negara-negara kepulauan di kawasan tersebut.
Dalam dekade terakhir, Tiongkok telah menginvestasikan miliaran dolar di negara-negara Pasifik untuk membangun rumah sakit, stadion olahraga, jalan raya, dan infrastruktur publik lainnya.
Pendekatan ini tampaknya membuahkan hasil.
Kepulauan Solomon, Kiribati, dan Nauru telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan demi menjalin hubungan yang lebih erat dengan Tiongkok.