Keamanan

Taiwan menahan kapal berawak orang Tiongkok setelah kabel bawah laut putus

Data dan komunikasi dunia mengalir lewat kabel serat optik bawah laut -- nilai strategisnya yang tinggi menjadikannya target serangan.

Kapal Hongtai yang berbendera Togo diduga memotong kabel bawah laut Taiwan saat lego jangkar. Kapal itu ditahan dan sedang diselidiki oleh Penjaga Pantai Taiwan. [Administrasi Penjaga Pantai Taiwan]
Kapal Hongtai yang berbendera Togo diduga memotong kabel bawah laut Taiwan saat lego jangkar. Kapal itu ditahan dan sedang diselidiki oleh Penjaga Pantai Taiwan. [Administrasi Penjaga Pantai Taiwan]

Oleh AFP dan Focus |

Taiwan menahan kapal kargo berawak Tiongkok pada 25 Februari setelah kabel telekomunikasi bawah laut putus di pulau itu, kata penjaga pantai.

Ini kejadian terbaru dalam rangkaian putusnya kabel bawah laut Taiwan. Insiden sebelumnya diduga oleh sebab alami atau kapal Tiongkok.

Chunghwa Telecom Taiwan melaporkan, kabel antara Penghu, gugus pulau strategis di Selat Taiwan yang sensitif, dan Taiwan terputus pada dini hari 25 Februari, kata Kementerian Urusan Digital.

Kasus tersebut "ditangani sesuai dengan prinsip keamanan tingkat-nasional", tambahnya.

Cuplikan foto dari video Penjaga Pantai Taiwan ini memperlihatkan anggotanya naik ke kapal Hongtai untuk memeriksa. Kapal ini dipastikan sebagai salah satu dari 52 kapal mencurigakan milik Tiongkok yang diawasi ketat. [Administrasi Penjaga Pantai Taiwan]
Cuplikan foto dari video Penjaga Pantai Taiwan ini memperlihatkan anggotanya naik ke kapal Hongtai untuk memeriksa. Kapal ini dipastikan sebagai salah satu dari 52 kapal mencurigakan milik Tiongkok yang diawasi ketat. [Administrasi Penjaga Pantai Taiwan]

"Apakah putusnya kabel bawah laut tersebut karena sabotase atau kecelakaan, kita tunggu hasil penyelidikan lebih lanjut."

Kapal Hongtai, yang menggunakan bendera kemudahan atau istilahnya “pinjam bendera”, diawaki oleh delapan warga negara Tiongkok dan mendapat pendanaan dari Tiongkok, kata penjaga pantai.

“Bendera kemudahan”—istilah pinjam bendera dalam pelayaran—memungkinkan perusahaan mendaftarkan kapal di negara yang tidak ada kaitan dengan mereka — dengan biaya tertentu dan bebas dari pengawasan.

Lambung kapal yang terdaftar di Togo itu bertuliskan Hongtai 168, sementara Sistem Identifikasi Otomatis (AIS) mengidentifikasinya sebagai Hongtai 58. Buritannya bertuliskan Shan Mei 7, demikian dilaporkan Central News Agency (CNA).

Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah mengancam akan menggunakan kekuatan untuk mengendalikan wilayah tersebut.

Sementara itu, Taiwan merasa khawatir bahwa Tiongkok akan memutuskan hubungan komunikasinya sebagai bagian dari upaya untuk merebut pulau itu atau memblokadenya.

"Mungkin saja itu serangan urat saraf Tiongkok," kata penjaga pantai. Aksi semacam itu tidak tergolong pernyataan perang.

"“Penjaga pantai akan bekerja sama dengan jaksa penuntut dalam penyelidikan dan melakukan segala upaya untuk mengungkap fakta sebenarnya."

Awak kapal masih diperiksa jaksa penuntut hingga malam hari, kata pejabat penjaga pantai kepada AFP.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan pihaknya "tidak mengetahui" kejadian tersebut.

Bernilai strategis

Taiwan memiliki 14 kabel bawah laut internasional dan 10 kabel domestik.

Kementerian memerintahkan Chunghwa Telecom mengalihkan komunikasi telepon dan internet untuk Penghu ke kabel bawah laut lainnya.

Data dan komunikasi dunia mengalir lewat kabel serat optik bawah laut -- nilai strategisnya yang tinggi menjadikannya target serangan.

Taiwan mulai khawatir akan keamanan kabelnya setelah kapal kargo milik Tiongkok diduga memutus satu kabel di timur laut pulau itu tahun ini.

Dalam kejadian terpisah, dua kabel bawah laut tua ke kepulauan Matsu di Taiwan mengalami kerusakan bulan lalu. Kejadian itu disebabkan oleh "kerusakan alami".

Pada Februari 2023, dua kabel telekomunikasi bawah laut ke Matsu terputus selang beberapa hari, yang mengakibatkan gangguan komunikasi selama berminggu-minggu.

Penduduk setempat dan pejabat Taipei menduga penyebabnya adalah kapal nelayan atau kapal keruk Tiongkok, yang sering melego jangkar atau mengeruk pasir di dasar laut Taiwan.

Bulan lalu, Penjaga Pantai Taiwan mengidentifikasi 52 kapal "mencurigakan" milik Tiongkok yang diawasi ketat. Kapal tersebut menggunakan bendera negara Mongolia, Kamerun, Tanzania, Togo, dan Sierra Leone.

Kapal Hongtai termasuk salah satunya, menurut Liberty Times.

Aturan yang lebih ketat memantau kalau ada anomali pada sistem identifikasi otomatis (AIS) kapal serta nama kapal palsu.

Kapal yang dicurigai mondar-mandir atau buang sauh di dekat kabel bawah laut diperingatkan melalui radio untuk meninggalkan area tersebut. Jika perlu, dilakukan inspeksi ke atas kapal.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *