Kapabilitas

Filipina dan Australia selesaikan latihan militer bersama terbesar di tengah tekanan Tiongkok di kawasan

Manila berharap peningkatan frekuensi latihan bersama beberapa mitranya dapat membantu mencegah agresi Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik, kata pejabat setempat.

Angkatan Bersenjata Filipina dan Australia melaksanakan operasi gabungan dan serbuan masuk paksa selama Latihan Alon 25 tanggal 24 Agustus di San Vicente, Palawan, Filipina. [Angkatan Bersenjata Filipina/X.com]
Angkatan Bersenjata Filipina dan Australia melaksanakan operasi gabungan dan serbuan masuk paksa selama Latihan Alon 25 tanggal 24 Agustus di San Vicente, Palawan, Filipina. [Angkatan Bersenjata Filipina/X.com]

Oleh Focus |

Ribuan tentara Filipina dan Australia tengah berlatih bersama sejumlah sekutu dan mitra mereka dalam Latihan Alon 25, latihan militer bilateral terbesar yang pernah dilakukan kedua negara hingga saat ini.

Lebih dari 3.600 personel dari Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), Angkatan Bersenjata Australia (ADF), Angkatan Laut Kanada, dan Marinir AS memulai latihan tanggal 15 Agustus. Latihan tersebut berakhir tanggal 29 Agustus.

"Latihan Alon 25 adalah kesempatan bagi kami untuk melatih bagaimana kami bekerja sama dan merespons tantangan keamanan bersama, serta memproyeksikan kekuatan dalam jarak jauh di kawasan Indo-Pasifik," kata Wakil Laksamana Australia Justin Jones, kepala operasi gabungan ADF, di awal latihan.

Australia telah menjadi pendukung utama dalam pelatihan dan modernisasi militer Filipina di tengah ketegangan yang terjadi akibat klaim teritorial Beijing atas sebagian besar Laut Tiongkok Selatan..

Tentara Australia menembakkan howitzer selama Latihan Alon 25 di Fort Magsaysay, Filipina, pada 27 Agustus. [Angkatan Bersenjata Filipina/X.com]
Tentara Australia menembakkan howitzer selama Latihan Alon 25 di Fort Magsaysay, Filipina, pada 27 Agustus. [Angkatan Bersenjata Filipina/X.com]
Sebuah kapal perang Tiongkok (latar belakang) mengawasi fregat angkatan laut Kanada, HMCS Ville de Quebec, selama latihan maritim antara angkatan laut Filipina, Australia, dan Kanada dekat Karang Scarborough di Laut Tiongkok Selatan pada 3 September. [Ted Aljibe/AFP]
Sebuah kapal perang Tiongkok (latar belakang) mengawasi fregat angkatan laut Kanada, HMCS Ville de Quebec, selama latihan maritim antara angkatan laut Filipina, Australia, dan Kanada dekat Karang Scarborough di Laut Tiongkok Selatan pada 3 September. [Ted Aljibe/AFP]
Meski diawasi oleh kapal perang Tiongkok, Angkatan Bersenjata Filipina dan sekutunya — angkatan laut Australia, Kanada, dan Komando Indo-Pasifik AS — menyelesaikan Aktivitas Kerja Sama Maritim Multilateral ke-10 di Laut Tiongkok Selatan pada 2-3 September. [Angkatan Bersenjata Filipina/X.com]
Meski diawasi oleh kapal perang Tiongkok, Angkatan Bersenjata Filipina dan sekutunya — angkatan laut Australia, Kanada, dan Komando Indo-Pasifik AS — menyelesaikan Aktivitas Kerja Sama Maritim Multilateral ke-10 di Laut Tiongkok Selatan pada 2-3 September. [Angkatan Bersenjata Filipina/X.com]

Lebih dari 60% perdagangan maritim global, yang bernilai lebih dari US$3 triliun per tahun, melewati Laut Tiongkok Selatan. Meskipun ada putusan internasional pada 2016 yang menolak klaimnya, Beijing tetap mengklaim mengontrol hampir seluruh jalur perairan tersebut, yang menyebabkan perselisihan dengan Filipina dan beberapa negara lainnya di kawasan.

Kegiatan selama Latihan Alon 25 berlangsung di beberapa pulau Filipina, yaitu Palawan dan Luzon, yang keduanya memiliki perbatasan panjang yang menghadap ke jalur perairan yang dipersengketakan.

"Pengalaman ini memberikan dasar bagi Australia dan Filipina untuk saling mendukung dalam menjaga keamanan regional dan mengatasi tantangan keamanan bersama di masa depan," kata Jones dalam pernyataan setelah latihan berakhir pada 29 Agustus.

"Semua negara di kawasan Indo-Pasifik memiliki peran dan kepentingan yang krusial dalam menjaga kawasan di mana kedaulatan negara dilindungi, hukum internasional diikuti, dan negara-negara dapat membuat keputusan tanpa paksaan."

Tentara dan aset

Sekitar 1.600 personel ADF ikut serta dalam latihan yang berlangsung di darat, laut, dan udara, menurut Departemen Pertahanan Australia.

Aset-aset Australia mencakup kapal perusak rudal kendali kelas Hobart, HMAS Brisbane, yang membawa helikopter MH-60R Seahawk; pesawat F/A-18F Super Hornet, EA-18G Growler, dan C-130J Hercules; P-8A Poseidon yang dikerahkan secara bersamaan ke Filipina; serta pesawat KC-30A Multi-Role Tanker Transport dan C-17A Globemaster III dari Angkatan Udara Australia.

AFP mengerahkan sekitar 1.525 personel serta sejumlah aset dari angkatan darat, udara, laut, dan korps marinir, termasuk pesawat tempur FA-50PH Fighting Eagle dan A-29 Super Tucano; helikopter termasuk S-70i Blackhawk, T-129 ATAK, dan AW109; serta fregat rudal kendali kelas Jose Rizal.

Sekitar 180 tentara Kanada bergabung dalam latihan tersebut dengan menggunakan HMCS Ville de Québec yang membawa helikopter CH-148 Cyclone, sementara sebuah kelompok tugas dari US Marine Rotational Force - Darwin mendukung latihan dengan sekitar 350 personel dan pesawat tilt-rotor MV-22B Osprey.

Personel Operasi Khusus dari AFP dan ADF melaksanakan kegiatan integrasi dan pelatihan di seluruh Filipina. Kedua pasukan melakukan latihan tembak dengan peluru tajam di lapangan tembak dan area maritim serta berlatih operasi pendaratan amfibi dan manuver maritim.

Selain itu, pasukan juga bekerja sama dalam ketahanan siber, keterlibatan kapasitas sipil-militer dan agama, serta urusan publik militer.

Menjaga keamanan

Latihan Alon 25 tidak ditujukan kepada negara tertentu, tetapi bertujuan untuk meningkatkan keamanan di Laut Tiongkok Selatan, menurut para peserta.

Latihan maritim ini bertujuan untuk mempertahankan "tatanan internasional berbasis aturan" di perairan yang dipersengketakan, menurut Kolonel Filipina Dennis Hernandez, agen eksekutif untuk Latihan Alon 25, seperti dilaporkan Business World pada 28 Agustus.

"Kegiatan kami berlandaskan pada premis bahwa latihan ini berfokus pada kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dengan perdamaian dan kemakmuran di kawasan," kata Hernandez dalam konferensi pers pada 19 Agustus.

Alon, yang berarti "gelombang" dalam bahasa Tagalog, pertama kali diadakan pada tahun 2023.

Manila bertekad meningkatkan frekuensi latihan bersama dengan sejumlah mitranya guna membantu mencegah agresi Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan, kata Juru Bicara Angkatan Laut Filipina, Laksamana Muda Roy Vincent Trinidad, kepada para reporter, seperti dilaporkan Reuters pada 19 Agustus.

Awal bulan ini, Filipina dan India mengadakan Aktivitas Kerja Sama Maritim (MCA) pertamanya di Laut Filipina Barat, nama yang digunakan Manila untuk menyebut sebagian Laut Tiongkok Selatan yang termasuk dalam zona ekonomi eksklusifnya.

Setelah Latihan Alon, Australia, Kanada, Filipina, dan Amerika Serikat melaksanakan MCA Multilateral ke-10 pada 2-3 September, meskipun kapal perang Tiongkok mengawasi latihan tersebut, menurut Angkatan Laut Filipina dan Departemen Pertahanan Australia.

Kehadiran Tiongkok tidak mengganggu jalannya operasi, kata Letnan Junior Prince Charles B. Bauyot, yang bertugas di atas kapal BRP Jose Rizal. "Kami tidak membiarkan mereka mengawasi kami. Sebaliknya, kami yang memantau mereka dan menyampaikan tantangan," ujarnya kepada para reporter.

Kegiatan ini menegaskan komitmen "untuk menjaga hak atas kebebasan melakukan navigasi dan penerbangan," kata pemerintah Australia.

Latihan ini menyoroti tekad bersama setelah diselenggarakannya Latihan Alon dan menunjukkan semakin bekermbangnya kepercayaan di antara mitra-mitra yang terlibat, kata Kepala AFP, Jenderal Romeo Brawner Jr.

"Kami akan terus membangun fondasi kepercayaan ini, membuktikan kami memang lebih kuat bersama-sama," tambahnya, menurut Kantor Berita Filipina.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *