Keamanan

Filipina temukan lagi drone bawah laut Tiongkok di Laut Filipina

Penemuan terbaru drone bawah laut asal Tiongkok ini mengonfirmasi adanya pola pengintaian ilegal dan pemetaan dasar laut di perairan Filipina, yang memicu kekhawatiran serius terkait keamanan nasional.

Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengamankan drone bawah laut sepanjang 3,7 meter yang ditemukan nelayan di lepas pantai Provinsi Palawan pada 28 September. Manila mencurigai Beijing menggunakan drone tersebut untuk kegiatan pengintaian tanpa izin. [PCG]
Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengamankan drone bawah laut sepanjang 3,7 meter yang ditemukan nelayan di lepas pantai Provinsi Palawan pada 28 September. Manila mencurigai Beijing menggunakan drone tersebut untuk kegiatan pengintaian tanpa izin. [PCG]

Oleh Shirin Bhandari |

Filipina kini semakin khawatir atas meningkatnya pelanggaran wilayah oleh drone bawah laut Tiongkok, sebuah perkembangan yang menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keamanan dan kedaulatan negara tersebut.

Pada akhir September, perjalanan memancing rutin di lepas pantai Linapacan, Provinsi Palawan, tiba-tiba berubah menjadi urusan keamanan nasional setelah nelayan setempat menemukan benda sepanjang 3,7 meter yang bertuliskan aksara Tiongkok.

Kondisi objek menunjukkan benda itu telah berada di dalam air laut dalam jangka waktu yang lama kemudian diidentifikasi oleh Penjaga Pantai Filipina (PCG) sebagai drone bawah laut. Penemuan ini menegaskan meningkatnya ancaman dari aktivitas asing tanpa izin di perairan Filipina.

“Perangkat itu dipasang pada rangka logam kokoh, khas komponen peralatan bawah laut otonom yang biasa dikenal sebagai drone bawah laut,” ujar juru bicara PCG, Komodor Jay Tarriela.

Perangkat semacam ini, yang biasanya digunakan untuk mengukur kadar garam, suhu, dan kedalaman laut, berperan penting dalam pengintaian bawah laut serta pemetaan dasar laut.

Meskipun kegiatan seperti ini umum dilakukan dalam riset kelautan, penggunaan teknologi tersebut tanpa izin negara tuan rumah melanggar hukum laut internasional.

Penemuan ini mengindikasikan adanya kemungkinan aktivitas pengintaian dan pengumpulan data secara ilegal oleh pihak asing.

“Unit yang ditemukan memiliki kemampuan pemrosesan data secara mandiri, penyimpanan, dan transmisi melalui satelit. Dalam satu kasus, bahkan terdeteksi adanya komunikasi terenkripsi ke daratan Tiongkok selama kegiatan operasi,” ujar PCG dalam pernyataannya.

Satu demi satu drone mencurigakan ditemukan

Penemuan drone bawah laut ini merupakan bagian dari pola temuan serupa yang lebih luas oleh PCG sejak tahun 2022. Sedikitnya lima peralatan bawah laut telah ditemukan di berbagai wilayah Filipina. Temuan sebelumnya mencakup modul komunikasi berteknologi tinggi, unit baterai, serta logo yang terkait dengan perusahaan milik negara Tiongkok.

PCG telah menyerahkan setiap perangkat ini kepada Angkatan Laut Filipina untuk dilakukan analisis forensik. Pola yang muncul menunjukkan Tiongkok mungkin menggunakan drone-drone ini sebagai bagian dari kampanye pengintaian dan pemetaan yang menargetkan jalur maritim serta infrastruktur data penting milik Filipina.

Analisis forensik menunjukkan beberapa drone sebelumnya terhubung dengan kontraktor pertahanan Tiongkok, ujar Tarriela. Sejumlah unit bahkan ditemukan memiliki kartu SIM China Telecom, sistem komunikasi terenkripsi, serta pemancar satelit yang terkait dengan perusahaan berlokasi di Beijing.

PCG memuji tindakan cepat para nelayan lokal yang segera melaporkan penemuan drone tersebut. “Kami tetap waspada dalam menjaga wilayah maritim kami sekaligus melindungi mata pencaharian para nelayan,” kata Komandan PCG, Laksamana Ronnie Gil Gavan.

“Insiden ini menegaskan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat serta pendekatan menyeluruh dari seluruh elemen bangsa untuk mencegah aktivitas ilegal di perairan kami,” tambah Gavan.

Wilayah kunci

Frekuensi penemuan drone yang mengkhawatirkan ini terjadi di tengah memanasnya ketegangan antara Tiongkok dan Filipina, terutama di Laut Tiongkok Selatan, di mana kedua negara memiliki klaim wilayah yang saling tumpang tindih.

Wilayah itu memiliki peran vital bagi jalur pelayaran internasional serta menyimpan cadangan minyak dan gas bumi yang bernilai tinggi. Para analis menilai keberadaan drone-drone tersebut sebagai bagian dari strategi ekspansi Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.

Awal tahun ini, badan intelijen Filipina mengungkap adanya kegiatan pengintaian oleh Tiongkok di berbagai fasilitas militer di seluruh negeri. Mereka menahan sejumlah warga Tiongkok yang diduga mengumpulkan informasi sensitif terkait kedatangan kapal perang Amerika Serikat di pangkalan angkatan laut Teluk Subic.

Rocio Gatdula, pakar ekonomi pertahanan yang berdomisili di Amerika Serikat sekaligus pemimpin redaksi Georgetown Security Studies Review, memaparkan apa yang kemungkinan sedang dicari Tiongkok di perairan tersebut.

“Tujuan Tiongkok kemungkinan mencakup pemetaan topografi bawah laut Filipina untuk mendukung operasi kapal selam dan angkatan laut, pengumpulan data intelijen untuk kepentingan militer, navigasi, serta sumber daya, sekaligus memperkuat klaim teritorialnya melalui pengintaian dan kehadirannya,” ujarnya dalam wawancara dengan USNI News.

Penyitaan drone terbaru ini menyoroti potensi Tiongkok untuk mengganggu kemampuan Angkatan Bersenjata Filipina dalam memantau situasi maritim serta membuka peluang bagi pelanggaran wilayah di masa mendatang.

“Dengan menginvestasikan dukungan teknis untuk menganalisis drone yang ditemukan akan memperkuat kemampuan Manila dalam mengatasi pelanggaran, meningkatkan sistem peringatan dini, serta memperkokoh upaya pencegahan terhadap agresi maritim Tiongkok yang sedang berlangsung,” ujar Gatdula.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *