Keamanan

Australia protes manuver jet Tiongkok yang 'tak aman dan nonprofesional' di Laut Tiongkok Selatan

Jet tempur Tiongkok melepaskan suar di dekat pesawat patroli Australia, tidak jauh dari Kepulauan Paracel yang dipersengketakan.

Foto pesawat patroli maritim P-8A AUK Australia. Australia memprotes insiden 19 Oktober di dekat Kepulauan Paracel yang dipersengketakan, ketika pesawat tempur Tiongkok melepaskan suar yang sangat dekat dengan pesawat P-8A AUK Australia. [Angkatan Udara Kerajaan Australia]
Foto pesawat patroli maritim P-8A AUK Australia. Australia memprotes insiden 19 Oktober di dekat Kepulauan Paracel yang dipersengketakan, ketika pesawat tempur Tiongkok melepaskan suar yang sangat dekat dengan pesawat P-8A AUK Australia. [Angkatan Udara Kerajaan Australia]

Oleh Focus |

Australia menyampaikan protes resmi kepada Beijing setelah jet tempur Tiongkok melepaskan suar di dekat pesawat patroli AUK Australia saat patroli rutin di Laut Tiongkok Selatan.

Canberra menyebut insiden 19 Oktober itu "tidak aman dan tidak profesional".

Konfrontasi terjadi di dekat Kepulauan Paracel yang dipersengketakan, ketika pesawat Su-35 Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok mendekati pesawat P-8A Poseidon AUK Australia yang sedang melakukan patroli maritim di wilayah udara internasional.

Tiongkok menyebutnya Kepulauan Xisha. Kepulauan Paracel juga diklaim Vietnam dan Taiwan.

Membahayakan awak AUK Australia

Menurut Departemen Pertahanan Australia, jet Tiongkok itu melepaskan suar dalam "jarak dekat" dengan pesawat Australia, sehingga membahayakan awaknya.

"Itu manuver yang tidak aman dan tidak profesional," kata Departemen dalam pernyataan 20 Oktober. "Australia berharap semua negara, termasuk Tiongkok, mengoperasikan militernya secara aman dan profesional."

Canberra tidak melaporkan ada korban luka atau kerusakan, tetapi Menter Pertahanan Richard Marles mengatakan awak PLA melepaskan dua suar pada jarak sangat dekat. "Demikianlah ... kami anggap tidak aman dan tidak profesional," ujarnya kepada Sky News Australia.

Meskipun awak P-8 dengan terampil menghindari bahaya, "intinya adalah hasilnya bisa saja berbeda," kata Marles.

Australia sengaja mempublikasikan perilaku buruk PLA ini, kata Marles. "Dari sudut pandang kami, yang terpenting adalah komunikasi yang jelas, dan perilaku yang jelas."

Australia tetap melanjutkan operasi itu, kata Marles: "Kami akan terus mengoperasikan pasukan kami untuk mendukung ketertiban berbasis aturan di Laut Tiongkok Selatan maupun di perairan internasional serta di wilayah udara internasional lainnya."

Tuduhan Tiongkok

Angkatan Udara Palagan Selatan Tiongkok menuduh Australia melanggar kedaulatannya, dan mengklaim pesawat Australia "menyusup" ke wilayah udara di atas kepulauan sengketa.

"Tindakan Australia merupakan pelanggaran berat terhadap kedaulatan Tiongkok dan berisiko tinggi memicu insiden maritim dan udara," kata pihak Tiongkok dalam pernyataan 20 Oktober.

Tiongkok akan "terus mengambil langkah yang diperlukan untuk secara tegas menjaga kedaulatan nasional," kata Jiang Bin, juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok pada 22 Oktober.

Pelepasan suar itu insiden terbaru dalam rangkaian konfrontasi udara Tiongkok-Australia di perairan dan udara wilayah sengketa.

Februari lalu, Australia memprotes tindakan "tidak aman dan tidak profesional" pelepasan suar Tiongkok di dekat pesawat patroli Poseidon; pada 2022, pesawat J-16 PLA melepaskan sekam logam yang masuk ke mesin pesawat P-8 Australia.

Kerjasama unsur bumi langka AS-Australia

Peristiwa di dekat Kepulauan Paracel terjadi ketika Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengadakan pembicaraan keamanan dengan Presiden AS Donald Trump di Washington pada 20-21 Oktober. Kedua pemimpin membahas kemitraan AUKUS dan mengumumkan kesepakatan memperluas akses AS ke unsur bumi langka dan mineral kritis Australia.

"Kami selalu menentang penciptaan konfrontasi blok, risiko peningkatan proliferasi nuklir, dan peningkatan perlombaan senjata," ujar Guo Jiakun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 21 Oktober menanggapi perundingan mengenai AUKUS.

Kemitraan ini diharapkan memuluskan jalan Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.

Operasi Australia menjunjung tinggi hukum internasional dan praktik lazim, kata Canberra.

"Selama puluhan tahun, Australia melakukan pengawasan maritim di kawasan itu dan melakukannya sesuai dengan hukum internasional," pungkas Departemen Pertahanan Australia.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *