Oleh Shirin Bhandari |
Saat fajar menyingsing di komunitas pesisir Masinloc, Zambales, nelayan Filipina membawa tangkapan hari itu dari Beting Scarborough di dekatnya.
Para nelayan menurunkan peti-peti es berisi ikan kembung, cumi-cumi, dan tuna dari perahu-perahu cadik yang berjajar di pelabuhan untuk dijual di pasar setempat.
Namun, hasilnya tidak lagi seperti dulu. Pasokan ikan yang ada hampir tidak cukup memenuhi kebutuhan Provinsi Zambales.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapal milisi dan penjaga pantai Tiongkok memblokade nelayan Filipina dari wilayah penangkapan ikan yang lazim di Bajo de Masinloc -- juga dikenal sebagai Beting Scarborough.
![Warga membeli ikan di pasar Masinloc, Zambales, Filipina, yang pasokannya turun hingga 70%, menyebabkan harga melonjak dan membuat makanan laut segar semakin langka. [Shirin Bhandari]](/gc9/images/2025/04/01/49793-43-370_237.webp)
Beting yang namanya diambil dari kapal Inggris yang kandas di sana pada abad ke-18 menjadi titik panas sengketa wilayah dan maritim antara Tiongkok dan Filipina.
Tiongkok mengklaim hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan, menolak klaim serupa dari Filipina dan negara-negara lain, meskipun putusan internasional menyatakan klaim tersebut tidak sah.
Beting ini -- terkenal atas perairan yang kaya ikan, cadangan gas alam yang belum tergarap, dan lokasi yang strategis -- berlokasi 220 km dari Filipina dan berada di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negara itu, tetapi dianggap oleh Tiongkok sebagai wilayah leluhur mereka.
Sebagai bagian dari pengklaimannya, Tiongkok pada bulan Juni 2024 mengeluarkan kebijakan yang mengizinkan penjaga pantainya menahan nelayan asing di Beting Scarborough hingga 60 hari tanpa pengadilan.
"Kami tidak bisa lagi memasuki beting. Kapal-kapal milisi dan penjaga pantai Tiongkok selalu berjaga di sana... kami sudah hampir setahun tidak berani mendekat karena takut ditangkap," ucap Leonardo Cuaresma, presiden New Masinloc Fishermen's Association, kepada Focus.
"Pasokan ikan di pasar lokal turun hingga 70%. Ikan terumbu seperti kerapu atau kakap tidak mudah ditemukan seperti dulu. Semuanya menjadi sangat mahal," tambahnya.
Ketegangan yang meningkat
Hampir 275.520 metrik ton ikan ditangkap di perairan Laut Filipina Barat, dengan 30% berasal dari Beting Scarborough, menurut pemerintah Filipina. Filipina menggunakan istilah Laut Filipina Barat untuk merujuk pada bagian Laut Tiongkok Selatan yang berada dalam ZEE mereka.
Pendapatan nelayan pun anjlok dari 10.000 peso Filipina ($170 AS) menjadi kurang dari 4.000 peso ($70) setiap enam hari pelayaran, menurut PAMALAKAYA, perhimpunan nelayan Filipina yang lain, mengutip dialog dengan puluhan operator perahu di Subic, kota kecil di Zambales, pada bulan Juli tahun lalu.
Sebelum Tiongkok mengambil alih kendali beting secara defacto pada tahun 2012, sekelompok 20 nelayan bisa menangkap sekitar 6 ton ikan dalam tiga hari di dekat beting itu. Dalam satu dasawarsa terakhir ini, hasilnya menyusut hingga sekitar 1,5 ton untuk tangkapan sepekan, menunjukkan penurunan pasokan ikan yang drastis.
Kini, para nelayan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup karena terpaksa menangkap ikan di perairan yang ramai di sepanjang perairan kota atau berlayar lebih jauh di Laut Filipina Barat.
Di Pulau San Salvador, pulau terdekat dengan Beting Scarborough di Masinloc, lebih dari 500 keluarga yang bergantung pada hasil laut kini kesulitan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga mereka.
"Sungguh menyedihkan. Kami terlilit utang -- beberapa keluarga terpaksa beralih ke usaha lain, seperti beternak ayam dan babi," kata Cuaresma kepada Focus.
Ketegangan antara Tiongkok dan Filipina terus meningkat di beting ini, sementara Manila mencoba membantu nelayan dengan mengirimkan pasokan.
Pada bulan Desember, Filipina melaporkan bahwa penjaga pantai Tiongkok menggunakan meriam air dan "melanggar sisi" kapal milik departemen perikanan pemerintah.
Pada bulan Februari, penjaga pantai Filipina juga melaporkan bahwa sebuah helikopter milik Angkatan Laut Tiongkok terbang "dalam jarak 10 kaki" (3 meter) dari pesawat pengintai yang membawa jurnalis di atas Beting Scarborough.
Filipina menanggapi hal tersebut dengan berusaha memperkuat hubungan pertahanan dengan para sekutunya, termasuk Amerika Serikat dan Jepang.
Sementara itu, para nelayan di Masinloc tetap tabah.
"Kami akan terus menyuarakan ini agar dunia tahu bahwa Beting Scarborough adalah bagian dari zona ekonomi eksklusif Filipina," ucap Cuaresma.
"Kami akan mempertahankan kedaulatan kami karena menangkap ikan adalah hidup kami."