Kapabilitas

Taiwan terbitkan buku panduan pertahanan sipil baru untuk lawan disinformasi dan bangkitkan semangat

Panduan baru ini memperingatkan tentang rumor penyerahan diri, menguraikan enam ancaman militer Tiongkok yang mungkin terjadi, serta menjelaskan langkah-langkah praktis untuk kesiapsiagaan keluarga.

Presiden Taiwan Lai Ching-te (tengah, baris depan) dan para pejabat pemerintah memegang salinan buku panduan pertahanan sipil yang baru dirilis saat menghadiri Resilient Taiwan for Sustainable Democracy International Forum di Taipei, 20 September. [Kantor Presiden (Taiwan)]
Presiden Taiwan Lai Ching-te (tengah, baris depan) dan para pejabat pemerintah memegang salinan buku panduan pertahanan sipil yang baru dirilis saat menghadiri Resilient Taiwan for Sustainable Democracy International Forum di Taipei, 20 September. [Kantor Presiden (Taiwan)]

Oleh Jia Feimao |

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan telah merilis buku panduan pertahanan sipil terbaru yang menyoroti ancaman disinformasi dan potensi skenario serangan militer, serta mengimbau masyarakat untuk tetap tangguh jika terjadi serangan dari Tiongkok.

Buku panduan yang berjudul In Case of Crisis: Taiwan's National Public Safety Guide, diluncurkan pada pertengahan September dan memberikan penekanan yang lebih besar pada skenario darurat di masa perang dibandingkan dengan versi sebelumnya.

Buku panduan ini menguraikan enam kemungkinan aksi militer Tiongkok, menambahkan bab baru tentang upaya melawan disinformasi dan mempersiapkan anak-anak secara psikologis, serta memberikan petunjuk untuk penanganan bencana, evakuasi, dan keamanan informasi.

Beijing tetap kukuh mengklaim Taiwan sebagai bagian dari negaranya dan belum menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah meningkatkan latihan militer di sekitar pulau tersebut, termasuk latihan dengan peluru tajam dan simulasi blokade.

Jasmine, seorang karyawan kantor di Taipei, sedang membaca buku panduan pertahanan sipil Taiwan yang baru dirilis. [Jia Feimao]
Jasmine, seorang karyawan kantor di Taipei, sedang membaca buku panduan pertahanan sipil Taiwan yang baru dirilis. [Jia Feimao]

Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional, Lin Fei-fan, yang mengawasi penyusunan buku panduan terbaru, mengatakan kepada Reuters pada 12 September bahwa "ambisi ekspansi otoriter Tiongkok dirasakan oleh negara-negara di seluruh dunia."

"Situasi global — baik di Eropa maupun di kawasan Indo-Pasifik — bukanlah masalah yang jauh dari kita. Masalah itu ada tepat di depan pintu kita," ujarnya, merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina.

Persiapan menghadapi krisis

Buku panduan tersebut mengingatkan warga untuk tidak mempercayai rumor tentang penyerahan diri atau kekalahan.

"Kami tidak akan menyerah,” ujar Lin kepada Reuters."Konsep ini harus tertanam kuat di benak setiap orang. Begitu setiap warga Taiwan menyadarinya, ketahanan psikologis mereka otomatis akan semakin kuat,” ujarnya.

Buku panduan baru ini juga menyebutkan langkah-langkah intimidatif Tiongkok dapat meliputi sabotase infrastruktur penting dan kabel bawah laut untuk menyebabkan gangguan internet, mengerahkan kapal perang atau drone di sekitar Taiwan, secara sepihak memberlakukan zona larangan pelayaran atau menghentikan transportasi dan perdagangan lintas selat, serta melancarkan serangan bersenjata.

Penerbitan buku panduan ini "bukan untuk menimbulkan kepanikan, melainkan untuk mengingatkan masyarakat agar melakukan persiapan saat masa damai, sehingga ketika krisis terjadi, mereka tidak kebingungan,” kata Shen Wei-chih, Direktur All-Out Defense Mobilization Agency, lembaga mobilisasi cadangan Taiwan.

Persiapan sejak dini akan membantu memastikan keselamatan saat krisis terjadi, ujarnya dalam konferensi pers.

Selain ancaman militer, buku panduan ini juga memperingatkan risiko keamanan siber yang terkait dengan teknologi buatan Tiongkok, seperti perangkat pengawasan dan aplikasi seperti DeepSeek, WeChat, TikTok, dan Xiaohongshu.

“Perangkat ini bahkan dapat digunakan oleh musuh saat terjadi krisis,” kata buku panduan tersebut, merujuk pada perangkat elektronik konsumen buatan Tiongkok yang dilengkapi fungsi kamera.

Saran kesiapsiagaan praktis mencakup menyiapkan tas darurat sesuai kebutuhan setiap keluarga; menyimpan persediaan makanan, air, dan obat-obatan untuk setidaknya satu minggu; serta menetapkan titik pertemuan darurat yang telah disepakati sebelumnya.

Jika terjadi pemadaman komunikasi, warga diarahkan untuk mengandalkan siaran radio atau mendapatkan informasi yang telah diverifikasi dari kantor polisi setempat dan kantor distrik.

Edisi baru ini tidak memuat bagian tentang cara mengidentifikasi pasukan musuh seperti yang ditemukan pada edisi sebelumnya.

Dengan mengutamakan keselamatan warga sipil, Shen mengatakan masyarakat harus menjauh dari seluruh area aktivitas militer dan tidak mengunggah gambar yang memperlihatkan pergerakan pasukan.

Mengutamakan ketahanan

Dibandingkan dengan buku panduan yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina, edisi terbaru ini memberikan fokus lebih besar pada ketahanan psikologis dan upaya melawan perang informasi.

Lai tahun lalu membentuk Whole-of-Society Defense Resilience Committee untuk menunjukkan tekad Taiwan dalam membela diri kepada masyarakat internasional.

Beberapa warga menyambut baik revisi tersebut.

Ah-chiu, seorang warga di New Taipei City yang disebut dengan nama panggilannya, mengatakan kepada Focus bahwa buku panduan tersebut "menunjukkan tekad pemerintah untuk terus berjuang," yang dapat meningkatkan kepercayaan publik.

Jasmine, seorang karyawan kantor di Taipei, mengaku sebelumnya tidak pernah terpikir untuk menetapkan titik pertemuan darurat bagi keluarganya, tetapi ia menilai panduan baru ini sangat praktis.

Seorang ayah muda dengan nama keluarga Ma mengatakan bagian tentang meredakan kecemasan anak-anak membuatnya berpikir tentang cara merawat kesejahteraan mental anaknya selama krisis.

Buku panduan ini tersedia dalam cetakan terbatas di beberapa supermarket pilihan, sementara edisi elektronik dalam bahasa Mandarin dan Inggris dapat diunduh secara gratis dari situs web Kementerian Pertahanan.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *