Oleh Li Xian |
Angkatan Laut India telah membuat kemajuan yang nyata di berbagai bidang ketika mereka bersiap untuk menandingi Tiongkok di Samudra Hindia, termasuk dalam penugasan kapal perang, pengujian rudal, pengadaan pesawat tempur, dan pembangunan pangkalan.
Baru-baru ini, Kementerian Pertahanan India menyetujui pada 28 April untuk membeli 26 jet tempur Rafale-M dari Prancis, yang memiliki kemampuan tempur berbasis kapal induk dan diperkirakan akan dikirim antara tahun 2028 dan 2030.
Dalam langkah lain untuk memperkuat postur maritim angkatan laut, konstruksi tahap pertama sedang berlangsung di pangkalan strategis kapal selam nuklir Rambilli di Andhra Pradesh, sebuah fasilitas penting yang dirancang untuk memperkuat kemampuan nuklir India dalam menghadapi meningkatnya kekuatan angkatan laut Tiongkok.
Dilengkapi dengan terowongan kapal selam dan fasilitas penghalang laut, pangkalan tersebut akan membantu kapal selam nuklir India beroperasi secara tersembunyi dan melaksanakan misi pencegahan jarak jauh, menurut laporan Times of India pada bulan April.


Pangkalan Rambilli akan mendukung kekuatan kapal selam rudal balistik nuklir India, termasuk kapal selam baru INS Aridhaman, ujar Walter Ladwig, seorang pakar keamanan Asia Selatan di King's College London, kepada South China Morning Post pada bulan April.
Pangkalan tersebut akan "meningkatkan kemampuan angkatan laut sekaligus menjaga kerahasiaan operasional untuk armada kapal selam nuklir mereka, yang sangat penting untuk kemampuan serangan balik yang aman," tambahnya.
Sementara itu, pada bulan Januari, angkatan laut India meresmikan tiga kapal perang yang dibangun secara domestik, termasuk kapal selam INS Vaghsheer, secara bersamaan.
Perdana Menteri Narendra Modi secara langsung memimpin upacara peluncuran tersebut dan menekankan, "India saat ini sedang muncul sebagai kekuatan maritim besar di dunia."
Peluncuran tiga kapal perang tersebut merupakan kunci dalam "upaya menuju kemandirian" India saat New Delhi memperkuat pertahanannya terhadap para rival regional, ujarnya.
Ancaman terus meningkat
Angkatan laut Tiongkok telah mengalami modernisasi yang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan kini menjadi armada laut terbesar di dunia dengan lebih dari 370 kapal tempur, termasuk kapal induk, kapal selam nuklir, dan kapal perusak canggih.
Pada saat yang sama, Tiongkok terus memperluas pengaruhnya di Samudra Hindia, mengelilingi India dengan "strategi Untaian Mutiara" (String of Pearls strategy) dengan memperkuat pangkalannya di Djibouti dan membangun fasilitas pelabuhan bersama negara-negara tetangga seperti Myanmar.
Seiring dengan meningkatnya kekuatan angkatan laut Tiongkok berkali-kali lipat, tantangan di wilayah Samudra Hindia menjadi semakin serius.
Laksamana Dinesh Tripathi, Kepala Staf Angkatan Laut India, berulang kali menyuarakan kekhawatiran tentang ekspansi militer Tiongkok di Samudra Hindia.
Meskipun awalnya Tiongkok mengerahkan armadanya dengan dalih memerangi perompakan, mereka terus mempertahankan kehadiran enam hingga delapan kapal perang di wilayah tersebut bahkan setelah aktivitas perompakan menurun secara signifikan, ujarnya.
"Tiongkok telah memperluas jejaknya di Wilayah Samudra Hindia selama beberapa dekade, baik di darat maupun di laut," katanya pada bulan Februari dalam sebuah forum di Guwahati, India, menurut laporan Assam Tribune.
India telah membangun kemampuan kesadaran domain maritim yang canggih melalui integrasi sistem tanpa awak, pelacakan berbasis satelit, dan berbagi intelijen internasional untuk memantau pergerakan Tiongkok secara efektif, tambahnya.
"Itu sudah lebih dari separuh pertempuran yang dimenangkan karena kita tahu siapa pergi ke mana," tegas Tripathi.
Menargetkan Tiongkok
Gelombang pembangunan militer India saat ini "sepenuhnya ditujukan kepada Tiongkok," kata Shen Ming-shih, seorang peneliti di Taiwan's Institute for National Defense and Security Research, kepada Focus.
Pengerahan jet tempur J-20 oleh Tiongkok di Xinjiang menimbulkan ancaman udara bagi India, ujarnya.
Untuk meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi ancaman tersebut, India terus membeli jet tempur Rafale. Amerika Serikat sedang mempertimbangkan penjualan F-35 kepada India.
Selain pengerahan kapal induk, jet tempur Rafale-M yang dibeli juga mampu lepas landas dari pangkalan udara di India utara, kata seorang pejabat senior India, menurut laporan India Today pada bulan Mei.
"Kemampuan peran ganda ini memastikan bahwa India dapat memproyeksikan kekuatan di berbagai front, mulai dari jalur maritim sempit seperti Selat Malaka hingga perbatasan Himalaya yang diperebutkan, untuk menghadapi proyeksi kekuatan berbasis kapal induk Tiongkok," kata pejabat tersebut.
Strategi India adalah "pertahanan di utara dan serangan di selatan," dengan penekanan pada peningkatan kemampuan proyeksi maritim di wilayah tengah dan selatan India, tambah Shen.
Strategi ini mencakup pengembangan rudal antarbenua dan peningkatan kekuatan tempur kapal induk serta kapal selam nuklir, dengan tujuan memperkuat "daya pencegahan nuklir dan kekuatan penekanan maritim terhadap Tiongkok."
India telah melakukan banyak latihan bersama di Laut Tiongkok Selatan dengan sejumlah negara Asia Tenggara, Jepang, dan negara lainnya, yang membuktikan kemampuan angkatan lautnya untuk beroperasi di perairan yang jauh, ujar Shen.