Keamanan

Penjaga pantai Taiwan hadapi kekuatan Tiongkok di dekat pulau garis depan

Pulau lepas pantai Taiwan, yang jaraknya hanya 2 km dari Tiongkok pada titik terdekat, terus berada dalam ancaman karena Beijing tetap mengklaim Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri.

Seorang petugas penjaga pantai Taiwan bersiap naik kapal patroli di Pelabuhan Liaoluo di Kinmen pada 28 Oktober. Pulau ini, hanya 2 km dari Tiongkok, telah menjadi garis depan ketegangan antara Beijing dan Taipei selama puluhan tahun. [I-Hwa Cheng/AFP]
Seorang petugas penjaga pantai Taiwan bersiap naik kapal patroli di Pelabuhan Liaoluo di Kinmen pada 28 Oktober. Pulau ini, hanya 2 km dari Tiongkok, telah menjadi garis depan ketegangan antara Beijing dan Taipei selama puluhan tahun. [I-Hwa Cheng/AFP]

Oleh AFP |

Dengan pemandangan jelas menuju garis pantai Tiongkok yang dipenuhi gedung pencakar langit, kapten penjaga pantai Taiwan, Huang Heng-chun, mengarahkan kapal patrolinya mengarungi perairan berombak di sekitar gugusan pulau yang dikelola Taipei.

Huang dan krunya bersiaga terhadap kapal Penjaga Pantai Tiongkok, yang semakin sering memasuki perairan sensitif di sekitar Kinmen sementara Beijing meningkatkan tekanan terhadap Taiwan.

Tiongkok menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menggunakan kekuatan untuk memaksakan kendali atas pulau tersebut.

Hanya berjarak 2 km dari titik terdekat di Tiongkok dan 200 km dari wilayah utama Taiwan, Kinmen selama beberapa dekade menjadi garis depan gesekan antara Beijing dan Taipei.

Dalam foto yang diambil pada 28 Oktober, kapten penjaga pantai Taiwan, Huang Heng-chun, melakukan patroli rutin di perairan sekitar Kinmen. [I-Hwa Cheng/AFP]
Dalam foto yang diambil pada 28 Oktober, kapten penjaga pantai Taiwan, Huang Heng-chun, melakukan patroli rutin di perairan sekitar Kinmen. [I-Hwa Cheng/AFP]
Anak-anak berjalan melewati bendera Taiwan di sebuah jalan di Kinmen, pulau garis depan yang berada di lepas pantai Tiongkok, tempat kehidupan sehari-hari berlangsung dalam bayang-bayang ketegangan lintas selat. [I-Hwa Cheng/AFP]
Anak-anak berjalan melewati bendera Taiwan di sebuah jalan di Kinmen, pulau garis depan yang berada di lepas pantai Tiongkok, tempat kehidupan sehari-hari berlangsung dalam bayang-bayang ketegangan lintas selat. [I-Hwa Cheng/AFP]
Cerobong Pembangkit Listrik Tashan terlihat dari sebuah kapal di Kinmen pada 28 Oktober. Meskipun pasokan listrik Kinmen bersifat mandiri dan tidak berasal dari daratan Tiongkok, sejak 2018 pulau ini menambah pasokan air dari daratan. [I-Hwa Cheng/AFP]
Cerobong Pembangkit Listrik Tashan terlihat dari sebuah kapal di Kinmen pada 28 Oktober. Meskipun pasokan listrik Kinmen bersifat mandiri dan tidak berasal dari daratan Tiongkok, sejak 2018 pulau ini menambah pasokan air dari daratan. [I-Hwa Cheng/AFP]

Pada akhir Oktober, jurnalis AFP mendapat kesempatan langka untuk bergabung dengan Huang dan rekan-rekannya saat mereka memantau perairan sekitar Kinmen untuk mencari kapal Tiongkok.

Penjaga pantai Tiongkok mulai meningkatkan patroli di dekat Kinmen setelah dua warga Tiongkok tewas dalam sebuah pengejaran oleh penjaga pantai Taiwan di dekat kepulauan kecil itu pada Februari 2024.

Sejak saat itu, “kehadiran mereka menjadi jauh lebih sering,” kata Huang, seorang veteran penjaga pantai Taiwan di Kinmen, kepada AFP.

Kapal penjaga pantai Tiongkok memasuki perairan Kinmen sekitar empat kali sebulan. “Sekarang pekerjaan kami mencakup lebih banyak isu terkait keamanan nasional,” ujar Huang.

Di seberang selat yang sempit, AFP bisa melihat cakrawala kota Tiongkok, Xiamen, tiang jembatan Xiamen-Kinmen yang belum selesai, dan bandara internasional Xiamen yang baru, yang dijadwalkan dibuka tahun depan.

Patroli Tiongkok di sekitar Kinmen adalah bagian dari operasi “zona abu-abu” Beijing terhadap Taiwan—taktik koersif yang belum mencapai tindakan perang—menurut Taipei dan para analis.

Tindakan tersebut juga menjadi cara bagi Tiongkok untuk menguji taktik untuk kemungkinan blokade terhadap Taiwan.

Menurut Huang, pihak Tiongkok “berusaha membuat publik atau penduduk percaya bahwa wilayah ini berada dalam yurisdiksi mereka.” Ia menegaskan, “Itu jelas tidak benar—dan tidak pernah demikian.”

‘Tidak boleh melawan terlalu keras’

Penjaga pantai Taiwan melakukan patroli penegakan hukum tanpa henti di sekitar Kinmen, dibantu radar pesisir dan sistem pencitraan termal untuk mendeteksi kapal nelayan Tiongkok, penyelundup, dan perenang.

Dalam beberapa tahun terakhir, peran mereka menjadi “semakin penting” bagi keamanan nasional, kata Chia Chih-kuo, wakil direktur Administrasi Penjaga Pantai Cabang Kinmen-Matsu-Penghu.

Tugas itu mencakup membayangi kapal penjaga pantai Tiongkok dan merespons kapal mencurigakan yang berlama-lama di dekat kabel telekomunikasi bawah laut Taiwan.

Namun sumber daya dan tenaga lembaga tersebut “tidak mencukupi” untuk misi mereka yang “semakin kompleks dan beragam,” kata Chia, seraya berharap mendapatkan lebih banyak pendanaan.

Jumlah penjaga pantai Taiwan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan armada Tiongkok, yang merupakan armada terbesar di dunia.

Setiap kali kapal Tiongkok seberat 1.000 ton masuk ke perairan Kinmen, Taiwan mengikutinya dengan kapal 100 ton—satu-satunya ukuran terbesar yang bisa digunakan mengingat dangkalnya perairan di sekitar pantai.

Personel Taiwan menggunakan radio, pengeras suara, dan papan LED untuk memerintahkan kapal Tiongkok keluar.

Kapal Taiwan juga dilengkapi meriam air dan senapan mesin statis 20mm, tetapi mereka berhati-hati agar tidak memicu konfrontasi yang “dapat menimbulkan konsekuensi tak terbayangkan,” kata Huang.

“Di sebagian besar negara, Angkatan Laut Tiongkok akan dianggap sebagai angkatan laut regional yang besar,” kata Alessio Patalano, seorang pakar strategi maritim di King’s College London.

“Keinginan untuk melawan itu ada, tetapi tidak bisa melawan terlalu keras,” ujar Patalano kepada AFP.

“Siapa yang mau mengambil risiko eskalasi lebih jauh dengan Tiongkok saat ini… demi beberapa pulau yang bahkan kebanyakan orang tidak tahu keberadaannya?”

‘Tugas nasional’

Deretan tombak anti-pendaratan di pesisir Kinmen, ditambah sejumlah benteng tua yang menghadap Tiongkok, menjadi saksi bisu yang mengingatkan pada pertempuran kelam di masa lalu.

Ketika para pemberontak Komunis Tiongkok memenangkan perang saudara pada 1949, musuh Nasionalis mereka melarikan diri ke Taiwan tetapi berhasil mempertahankan Kinmen.

Pulau-pulau itu menjadi titik panas selama Perang Dingin dan digempur hebat oleh Tiongkok pada 1950-an.

Namun mereka tetap memiliki hubungan kuat dengan tetangga mereka yang jauh lebih besar.

Tiongkok menyediakan pasokan air bagi Kinmen, dan jalur feri menghubungkan pulau itu dengan Xiamen—membawa warga setempat untuk berbelanja atau berbisnis, sekaligus mendatangkan turis Tiongkok.

Beijing secara terbuka menyatakan ingin mengintegrasikan Kinmen melalui perluasan hubungan ekonomi serta pembangunan infrastruktur yang semakin erat dengan Tiongkok.

Menurut Erik Green, analis aktivitas zona abu-abu Tiongkok di International Institute for Strategic Studies di London, patroli penjaga pantai merupakan komponen “utama” dari strategi itu, sebagaimana ia tulis dalam laporannya pada Juli.

Meski ada risiko perang, Huang berpandangan jelas tentang peran penjaga pantai dalam mempertahankan “kedaulatan dan yurisdiksi” Taiwan atas perairan tersebut.

“Itu adalah tindakan tugas nasional yang perlu,” katanya.

“Selama kami bertugas di sini, kehadiran kami menjadi bukti bahwa kami memiliki otoritas dan kapasitas untuk memerintah.”

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *