Hak Asasi Manusia

Dunia peringati pembantaian Lapangan Tiananmen, abaikan sikap Tiongkok

Beijing telah lama berupaya menghapus informasi publik terkait pembantaian itu, dengan menyensor semua artikel daring dan memperingatkan media asing untuk tidak meliput hari peringatan tersebut.

Lilin menerangi konsulat AS di Hong Kong pada 4 Juni, saat kota itu mengenang pembantaian Tiananmen tahun 1989. "Dunia tidak akan pernah lupa," kata Menlu AS Marco Rubio, kendati acara penghormatan terbuka di Hong Kong dilarang dan harus dilakukan diam-diam. [Peter Parks/AFP]

Lilin menerangi konsulat AS di Hong Kong pada 4 Juni, saat kota itu mengenang pembantaian Tiananmen tahun 1989. "Dunia tidak akan pernah lupa," kata Menlu AS Marco Rubio, kendati acara penghormatan terbuka di Hong Kong dilarang dan harus dilakukan diam-diam. [Peter Parks/AFP]

Derek anjungan ditempatkan untuk menghalangi pemandangan lilin menyala di layar di kedubes Kanada, Beijing, pada 4 Juni. [Greg Baker/AFP]

Derek anjungan ditempatkan untuk menghalangi pemandangan lilin menyala di layar di kedubes Kanada, Beijing, pada 4 Juni. [Greg Baker/AFP]

Gambar lilin menyala, simbol yang biasa digunakan untuk mengenang korban Tiananmen, ditampilkan di layar di kedubes Kanada, Beijing, pada 4 Juni, untuk menandai peringatan 36 tahun penumpasan unjuk rasa pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen tahun 1989. [Greg Baker/AFP]

Gambar lilin menyala, simbol yang biasa digunakan untuk mengenang korban Tiananmen, ditampilkan di layar di kedubes Kanada, Beijing, pada 4 Juni, untuk menandai peringatan 36 tahun penumpasan unjuk rasa pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen tahun 1989. [Greg Baker/AFP]

Demonstran menyalakan lilin membentuk angka “8964” — yang melambangkan 4 Juni 1989 — saat peringatan peristiwa Tiananmen di Lapangan Liberty, Taipei, pada 4 Juni. [I-Hwa Cheng/AFP]

Demonstran menyalakan lilin membentuk angka “8964” — yang melambangkan 4 Juni 1989 — saat peringatan peristiwa Tiananmen di Lapangan Liberty, Taipei, pada 4 Juni. [I-Hwa Cheng/AFP]

Seorang pria meletakkan lilin di Lapangan Liberty, Taipei, pada 4 Juni untuk memperingati pembantaian Tiananmen 36 tahun yang lalu. [I-Hwa Cheng/AFP]

Seorang pria meletakkan lilin di Lapangan Liberty, Taipei, pada 4 Juni untuk memperingati pembantaian Tiananmen 36 tahun yang lalu. [I-Hwa Cheng/AFP]

Polisi berpatroli di luar stasiun kereta dekat Taman Victoria, Hong Kong, pada 4 Juni, tempat peringatan Tiananmen pernah diadakan tetapi sekarang dilarang oleh UU keamanan nasional. [Peter Parks/AFP]

Polisi berpatroli di luar stasiun kereta dekat Taman Victoria, Hong Kong, pada 4 Juni, tempat peringatan Tiananmen pernah diadakan tetapi sekarang dilarang oleh UU keamanan nasional. [Peter Parks/AFP]

Polisi menanyai wanita yang membawa bunga putih di dekat Taman Victoria pada 4 Juni, di tengah pelarangan peringatan Tiananmen di Hong Kong. [Peter Parks/AFP]

Polisi menanyai wanita yang membawa bunga putih di dekat Taman Victoria pada 4 Juni, di tengah pelarangan peringatan Tiananmen di Hong Kong. [Peter Parks/AFP]

Polisi menahan mantan aktivis Lui Yuk-lin di dekat Taman Victoria, Hong Kong, pada 4 Juni, pada hari peringatan pembantaian Tiananmen 36 tahun yang lalu. Lui dihentikan di stasiun kereta bawah tanah di Causeway Bay dan digelandang ke mobil polisi. [Peter Parks/AFP]

Polisi menahan mantan aktivis Lui Yuk-lin di dekat Taman Victoria, Hong Kong, pada 4 Juni, pada hari peringatan pembantaian Tiananmen 36 tahun yang lalu. Lui dihentikan di stasiun kereta bawah tanah di Causeway Bay dan digelandang ke mobil polisi. [Peter Parks/AFP]

Seorang pria meletakkan bunga di tugu peringatan penumpasan unjuk rasa pro-demokrasi Tiananmen tahun 1989, di Lapangan Liberty, Taipei, pada 4 Juni. [I-Hwa Cheng/AFP]

Seorang pria meletakkan bunga di tugu peringatan penumpasan unjuk rasa pro-demokrasi Tiananmen tahun 1989, di Lapangan Liberty, Taipei, pada 4 Juni. [I-Hwa Cheng/AFP]

Oleh Focus dan AFP |

Dari Taipei hingga Washington, pemimpin dan rakyat mengenang korban pembantaian Lapangan Tiananmen 36 tahun lalu, menentang upaya Tiongkok menghapus sejarah.

Pada 4 Juni 1989, tentara dan tank Tiongkok secara paksa menyapu Tiananmen dari para demonstran damai yang dipimpin mahasiswa yang menyerukan demokrasi, reformasi antikorupsi, dan kebebasan politik.

Jumlah korban tewas tidak diketahui pasti, diperkirakan antara beberapa ratus hingga lebih dari 1.000 jiwa.

Di Tiongkok, peristiwa berdarah itu tak boleh dibahas -- tidak ada di buku pelajaran maupun internet.

Lebih dari 3.000 orang berhujan-hujanan di Lapangan Liberty, Taipei, pada 4 Juni, sambil memegang bunga dan lilin untuk memperingati pembantaian Tiananmen 36 tahun yang lalu. [I-Hwa Cheng/AFP]
Lebih dari 3.000 orang berhujan-hujanan di Lapangan Liberty, Taipei, pada 4 Juni, sambil memegang bunga dan lilin untuk memperingati pembantaian Tiananmen 36 tahun yang lalu. [I-Hwa Cheng/AFP]

Di luar Tiongkok, pemimpin dan aktivis dunia memastikan kenyataan itu tidak dilupakan.

"Hari ini kita memperingati keberanian rakyat Tiongkok yang tewas saat berusaha menjalankan kebebasan asasi mereka, serta mereka yang masih dizalimi karena meminta pertanggungjawaban dan keadilan atas peristiwa 4 Juni 1989," kata Menlu AS Marco Rubio dalam sebuah pernyataan.

"Dunia tidak akan pernah melupakan" yang terjadi pada 4 Juni, kendati Beijing "secara aktif menyensor fakta itu," katanya.

Beijing menyebut pernyataan Rubio sebagai "serangan" terhadap Tiongkok. Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya "mengajukan protes serius."

Beijing menghilangkan keluhan terhadap Rubio di situs web kementerian dan liputan media pemerintah. Namun, media Taiwan mengunggahnya.

Penguasa Komunis Tiongkok telah lama menutupi peristiwa itu, dengan menghapus semua artikel daring dan memperingatkan media asing untuk tidak meliput hari peringatan tersebut.

Pada 4 Juni, AFP melihat polisi berjaga di pintu masuk Pemakaman Wan'an di Beijing barat, tempat para demonstran dikuburkan. Petugas menjaga beberapa persimpangan menuju Lapangan Tiananmen di Jalan Chang'an, jalan raya besar yang dijaga ketat sepanjang tahun.

Pada 4 Juni malam, deretan bus dan derek anjungan menghalangi layar di kedutaan besar Jerman dan Kanada yang menayangkan gambar lilin -- simbol yang biasa digunakan untuk mengenang korban Tiananmen.

Kenangan, perlawanan, sensor

Di Taiwan, satu-satunya masyarakat berbahasa Mandarin tempat peringatan 4 Juni berskala besar masih diadakan secara terbuka, baik pemimpin maupun warga mengenang peristiwa itu.

Presiden Lai Ching-te seperti Rubio berjanji mengabadikan kenangan para korban peristiwa tersebut.

"Pemerintah otoriter sering kali memilih diam dan melupakan sejarah; masyarakat demokratis memilih untuk menjaga kebenaran dan menolak melupakan mereka yang bersumbang pada cita-cita hak asasi manusia dan impian mereka," kata Lai di Facebook.

Meskipun hujan, banyak warga Hong Kong di Taipei memegang payung dan lilin untuk mengenang.

Mereka bersama-sama menyanyikan lagu peringatan Tiananmen "Bunga Kebebasan" di tengah hujan: "Sederas apa pun hujan, kebebasan tetap bersemi."

Di Hong Kong, Taman Victoria pernah menjadi tempat peringatan Tiananmen terbesar di dunia.

Namun, sejak diberlakukannya UU Keamanan Nasional tahun 2020, warga Hong Kong tidak lagi diperbolehkan memperingati peristiwa 4 Juni secara terbuka.

Chow Hang-tung, aktivis Hong Kong yang dipenjara yang pernah membantu mengorganisasi acara peringatan tahunan yang dihadiri puluhan ribu orang, memulai aksi mogok makan selama 36 jam pada 4 Juni.

Dalam unggahan di medsos, Chow mengatakan aksi mogok makannya untuk "memperingati peristiwa ini dan menegaskan kembali komitmen kita." Dia menyebut petugas keamanan nasional sebagai "'penjahat' sebenarnya" dan mendesak pihak berwenang meminta maaf atas penahanannya yang "tidak sah".

"Sejarah mengajarkan bahwa [permintaan maaf] mungkin memakan waktu yang sangat lama – Para Ibu Tiananmen telah menunggu selama 36 tahun dan masih belum ada yang meminta maaf," katanya.

Polisi berpatroli di Taman Victoria dan sekitar area Causeway Bay 4 Juni malam, beberapa kali menghentikan dan menggelandang warga.

Satu pria dengan kemeja bertuliskan slogan "Rehabilitasi 4 Juni [pembantaian Lapangan Tiananmen]" ditangkap polisi di taman itu, menurut BBC.

Beberapa aktivis pro-demokrasi mengaku kepada Reuters bahwa mereka dipanggil oleh polisi keamanan nasional beberapa kali selama sepekan terakhir dan dibuntuti oleh orang tak dikenal -- tindakan yang mereka sebut sebagai intimidasi pihak berwenang.

Menghapus sejarah dengan AI

Manual sensor yang bocor dari perusahaan teknologi Tiongkok mengungkap upaya intensif Beijing untuk menghapus pembantaian tersebut dari ingatan masyarakat.

Platform seperti Douyin (TikTok versi Tiongkok) diwajibkan menghapus semua penyebutan atau gambar peristiwa itu, termasuk konten simbolis, menurut dokumen rahasia yang diperoleh Australian Broadcasting Corporation (ABC).

Panduan tahun 2022 melabeli foto ikonik "Manusia Tank" sebagai "subversif" dan memperingatkan bahwa metafora visual seperti "satu pisang dan empat apel" dapat memicu sensor kecerdasan buatan (AI).

"Sekalipun kita mengganti gambar manusia tank dengan pisang dan apel, algoritme AI telah mempelajari polanya," kata Dr. Lennon Chang, cendekia siber dari Deakin University, Victoria, Australia, kepada ABC.

AI kini menggerakkan penyensoran waktu nyata menggunakan alat seperti pengolahan bahasa dan visi komputer. Konten yang ditandai oleh sistem ini kemudian disaring oleh sekian lapis pemeriksaan manusia, bahkan lilin dan bunga pun dilarang karena menyiratkan aksi pengenangan.

"AI tidak mengubah sifat penyensoran, malah memperkuatnya," kata Chang. "Jika penyensoran terus berlanjut dan semakin didukung oleh AI, generasi mendatang mungkin tidak akan mengetahui kejadian sebenarnya. Hal itu menciptakan dunia palsu -- sejarah palsu."

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *