Oleh Li Hisen-chih |
Wakil Presiden Taiwan Hsiao Bi-khim membuat kejutan dengan hadir di Parlemen Eropa di Brussels pada 7 November, di mana ia menyampaikan pidato utama dalam pertemuan tahunan Aliansi Antarlembaga Parlemen mengenai Tiongkok (IPAC).
Pidato yang dirahasiakan hingga saat acara berlangsung itu digambarkan IPAC sebagai sebuah “terobosan.” Pidato ini merupakan “pidato pertama” oleh pejabat tinggi pemerintahan Taiwan yang disampaikan di parlemen asing, sehingga menarik perhatian dunia.
Dalam pidatonya, Hsiao menegaskan bahwa “perdamaian di Selat Taiwan merupakan kunci bagi stabilitas global dan keberlanjutan ekonomi, dan sangat penting bagi dunia untuk secara tegas menolak setiap penggunaan kekerasan untuk mengubah status quo.”
Ia menyerukan upaya kolektif untuk menjaga stabilitas kawasan, menegaskan peran kunci Taiwan dalam menjaga perdagangan global dan inovasi teknologi. Hsiao juga mengimbau komunitas internasional untuk memperkuat kerja sama dan dukungan bagi Taiwan di tengah meningkatnya tantangan geopolitik.
![Wakil Presiden Taiwan Hsiao Bi-khim (tengah, baris depan) berpose bersama para peserta dalam pertemuan tingkat tinggi IPAC di Brussels pada 7 November 2025. [Tangkapan layar dari situs web IPAC]](/gc9/images/2025/11/21/52884-ipac_2-370_237.webp)
IPAC beranggotakan lebih dari 290 legislator lintas partai dari lebih dari 40 parlemen nasional serta Parlemen Eropa, dengan fokus mengawasi dan mereformasi kebijakan masing-masing negara terhadap Tiongkok.
Meski pidato Hsiao tidak disampaikan secara resmi di hadapan Parlemen Eropa, salah satu pendiri IPAC, Luke de Pulford, mengatakan kepada Central News Agency (CNA) Taiwan bahwa Presiden Parlemen Eropa, Dinas Luar Negeri Eropa (EEAS), serta pejabat Belgia telah diberi tahu sebelumnya.
Sekitar 50 legislator dari dua lusin negara menghadiri acara tersebut. Kerahasiaan dijaga ketat karena pertimbangan keamanan, menyusul laporan bahwa agen Tiongkok sempat merencanakan upaya menabrak mobil Hsiao selama kunjungannya ke Republik Ceko pada Maret 2024.
Dinas Intelijen Militer Ceko setelahnya mengonfirmasi bahwa agen Tiongkok membuntuti Hsiao untuk mengintimidasinya. Pavel Fischer, ketua Komite Urusan Luar Negeri Senat Ceko, secara tegas menyebut tindakan itu sebagai bentuk “terorisme negara” yang sama sekali tidak dapat diterima.
Seperti diperkirakan, terobosan diplomatik Taiwan ini memicu kecaman keras dari Tiongkok. Misi Tiongkok untuk Uni Eropa menuduh Parlemen Eropa memberi ruang bagi Hsiao dan tokoh-tokoh yang dianggap pro-kemerdekaan Taiwan untuk melakukan “kegiatan separatis,” meskipun Beijing telah menyampaikan keberatannya. Tiongkok juga mengajukan protes resmi kepada pihak Eropa.
Ancaman Tiongkok
Acara tersebut sekaligus menyoroti perubahan signifikan dalam sikap Eropa terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir. Lin Ting-hui, mantan peneliti di Dewan Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan kepada Focus: “Salah satu titik balik penting adalah perang Rusia-Ukraina. Rusia mendapat dukungan dari Tiongkok, dan hal itu mengubah cara Eropa memandang Tiongkok.”
Ia menambahkan bahwa ancaman berulang dan campur tangan para diplomat Tiongkok di negara-negara tuan rumah membuat semakin banyak warga Eropa bersimpati pada Taiwan.
Stefano Pelaggi, profesor di University of Rome La Sapienza, mengatakan kepada Central News Agency bahwa kehadiran Hsiao di Parlemen Eropa merupakan “peristiwa besar yang patut dicatat.” Ia menambahkan, “Waktu kunjungan ini sangat sensitif, karena saat ini Taiwan sangat membutuhkan dukungan internasional di tengah ancaman konflik.”
George Yin, peneliti senior di Pusat Kajian Tiongkok, National Taiwan University, menyatakan banyak negara Eropa bergantung pada pasar Tiongkok dan cenderung lebih berhati-hati dalam kebijakan mereka terhadap Taiwan.
“Keberhasilan Taiwan mencetak terobosan di tengah kondisi seperti ini layak mendapat dorongan dan dukungan lebih luas,” ujarnya. Ia juga menyoroti pengaruh besar IPAC serta hubungan Taiwan-Eropa yang terus menguat dalam beberapa tahun terakhir.
Ben Bland dari Chatham House menulis dalam analisanya pada bulan Oktober bahwa, meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, Uni Eropa dan Taiwan tetap dapat memperdalam kerja sama guna menghadapi meningkatnya rivalitas antara AS dan Tiongkok, seperti dilaporkan The Guardian.
Ia menekankan peran krusial Taiwan dalam rantai pasokan global semikonduktor dan elektronik. Bland menambahkan negara-negara Eropa dapat membantu memperkuat hubungan internasional Taiwan dan berbagi strategi ketahanan menghadapi tekanan Beijing.
Didirikan pada tahun 2020, IPAC kini menjadi duri bagi Beijing. Pada tahun 2024, IPAC menggelar pertemuan tingkat tinggi pertamanya di Taipei dan mengesahkan resolusi yang menyatakan Resolusi 2758 Majelis Umum PBB tidak menyebut Taiwan maupun menetapkan kedaulatan Tiongkok atas Taiwan. Resolusi itu juga mengecam upaya Tiongkok memelintir dokumen tersebut untuk mendukung “Prinsip Satu Tiongkok” dan mengubah catatan sejarah.
![Pada 7 November 2025, Wakil Presiden Taiwan Hsiao Bi-khim menyampaikan pidato bersejarah dalam Sidang Pleno Aliansi Antarlembaga Parlemen mengenai Tiongkok (Inter-Parliamentary Alliance on China/IPAC) di Brussels, menyerukan dukungan dunia internasional untuk perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. [Tangkapan layar dari situs web IPAC]](/gc9/images/2025/11/21/52883-ipac-370_237.webp)