Keamanan

Penyangkalan Tiongkok perkeruh konflik saat Filipina menuduh Beijing ganggu komunikasi

Manila menggunakan "inisiatif transparansi" untuk membantah pembenaran Tiongkok atas tindakan agresinya di Laut Tiongkok Selatan

BRP Sierra Madre, kapal perang era Perang Dunia II, berfungsi sebagai pos militer Filipina di Karang Second Thomas di wilayah sengketa di Laut Tiongkok Selatan. [CSIS/AMTI]
BRP Sierra Madre, kapal perang era Perang Dunia II, berfungsi sebagai pos militer Filipina di Karang Second Thomas di wilayah sengketa di Laut Tiongkok Selatan. [CSIS/AMTI]

Oleh Focus |

Menurut para analis, Beijing biasa melakukan penyangkalan dan balik menuduh di kawasan Laut Tiongkok Selatan yang sarat sengketa.

Penyangkalan Tiongkok baru-baru ini terkait dugaan gangguan komunikasi saat misi pengiriman logistik Angkatan Bersenjata Filipina ke BRP Sierra Madre merupakan bagian dari pola itu.

Menurut dua pejabat senior Filipina pada 18 November, kapal milik pemerintah Tiongkok mengacaukan komunikasi ketika pasukan Filipina mengirimkan perbekalan ke kapal perang era Perang Dunia II yang dikandaskan dan dijadikan pos teritorial di Karang Second Thomas — disebut Karang Ayungin dalam Tagalog dan Renai Jiao dalam bahasa Mandarin.

Para pejabat mengatakan kepada The Associated Press, dengan syarat anonim, bahwa pada 14 November pasukan Filipina mengirimkan makanan, bahan bakar, serta rotasi personel AL ke Sierra Madre, kendati diawasi kapal Penjaga Pantai Tiongkok (CCG) dan kapal lain.

Kapal Penjaga Pantai Tiongkok menembakkan meriam air ke Unaizah May 4, kapal sewaan Filipina, saat misi pengiriman logistik Filipina ke Karang Second Thomas 5 Maret 2024. [Jam Sta Rosa/AFP]
Kapal Penjaga Pantai Tiongkok menembakkan meriam air ke Unaizah May 4, kapal sewaan Filipina, saat misi pengiriman logistik Filipina ke Karang Second Thomas 5 Maret 2024. [Jam Sta Rosa/AFP]

Militer Filipina telah melaksanakan 12 misi perbekalan ke Sierra Madre sejak tahun lalu.

Namun, pada misi terakhir ini, CCG mengacaukan komunikasi di sekitar terumbu karang, diduga untuk mencegah pengawasan drone oleh Amerika Serikat dan kekuatan internasional lainnya, kata seorang pejabat.

Korps Marinir AS awal bulan ini mengerahkan sementara unit drone Reaper guna mendukung keamanan laut Filipina serta memperkuat efek penangkal di kawasan Indo-Pasifik.

Beijing dengan cepat menepis tudingan Manila dan balik menuduh.

Menurut Global Times Tiongkok, narasumber militer Tiongkok yang tidak disebutkan namanya pada 19 November menilai tudingan Filipina itu dibuat-buat dan bertujuan memperkeruh situasi.

Narasi Tiongkok ini sudah cerita lama.

Bentrok di dekat Sierra Madre

Terumbu karang ini sudah lama menjadi titik panas antara Manila dan Beijing, yang mengklaim lebih dari 80% wilayah Laut Tiongkok Selatan, termasuk atol penangkapan ikan tersebut.

Pada tahun 2016, pengadilan internasional menolak klaim teritorial besar-besaran Tiongkok itu, tetapi Beijing enggan menghormati putusan itu.

Tiongkok berulang kali menuntut agar Sierra Madre, kapal yang sengaja dikandaskan Filipina pada tahun 1999, untuk dipindahkan dari lokasinya saat ini.

Setelah bentrokan berbulan-bulan di lokasi itu, kedua pihak menandatangani kesepakatan sementara pada Juli 2024, untuk meredakan ketegangan saat misi pengiriman logistik Filipina ke Sierra Madre.

Namun, pada bulan Agustus, Tiongkok mengerahkan kapal CGC dan kapal milisi, termasuk beberapa kapal dengan senapan mesin berat, serta helikopter dan drone intai ke karang itu. Salah satu tindakan Tiongkok adalah mendekati kapal Filipina dan menembakkan meriam air.

Pada bulan yang sama, kehadiran singkat kapal tunda AL Tiongkok di karang itu memicu kekhawatiran terkait kemungkinan penarikan Sierra Madre.

Beijing menggambarkan perannya "memperbolehkan" kapal sipil Filipina mengirim perbekalan ke Sierra Madre sebagai bentuk niat baik kemanusiaan.

Sumber ketegangan lain

Karang Scarborough, gugusan terumbu dan batu segitiga sekitar 120 mil laut di barat Luzon, menjadi kawasan sengketa lain tempat tindakan agresif militer Tiongkok selalu diiringi bantahan resmi.

Pada bulan Mei, kapal AL dan CGC Tiongkok melakukan manuver "ceroboh" yang nyaris menabrak kapal patroli Filipina, kata militer Filipina, yang merilis video dan foto-foto insiden tersebut.

Beijing menolak tuduhan pelanggaran, menuding kapal Filipina "menyusup secara ilegal" ke dekat Karang Scarborough, yang disebut Beijing Huangyan Dao.

Dalam insiden penting lainnya, Beijing menolak mengakui tabrakan dua kapal Tiongkok saat mengejar kapal Filipina di dekat Karang Scarborough pada bulan Agustus.

Rekaman yang dirilis oleh Manila menunjukkan kapal CCG menembakkan meriam air ke kapal patroli Filipina sebelum melakukan pengejaran. Dalam pengejaran itu, kapal CCG hendak menghalangi kapal Filipina, tetapi justru menabrak kapal perusak milik Tiongkok, merusak haluannya sendiri.

Meski ada bukti video, jubir Kemenhan Tiongkok, Jiang Bin, lima hari kemudian menuduh Manila melakukan provokasi dan berjanji akan mengambil "langkah-langkah balasan yang diperlukan."

Kesepakatan sementara

Melalui upaya "inisiatif transparansi," Filipina menyingkap tindakan koersif dan melanggar hukum yang dilakukan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.

Menurut laporan Indo-Pacific Defense Forum pada 11 November, "strategi transparansi Manila berhasil mengungkap agresi laut Tiongkok. Pihak berwenang Filipina secara rutin mendistribusikan video dan gambar insiden serta mengajak jurnalis naik ke kapal patroli."

Menurut Menlu Filipina Theresa Lazaro, sejak 2022 kapal CCG terlibat dalam 245 insiden yang meliputi menabrak, memblokir, dan mengarahkan meriam air serta laser ke kapal nelayan dan kapal logistik Filipina.

Filipina telah mengajukan 47 protes diplomatik terhadap Tiongkok sepanjang tahun ini terkait tindakan agresif yang meningkat di Laut Tiongkok Selatan, kata Lazaro pada 14 Oktober.

"Data ini menegaskan bahwa rakyat Filipina menyadari peran penting transparansi dalam membela kepentingan nasional dan menegakkan hukum internasional," kata Jeffrey Ordaniel, presiden dan CEO We Protect Our Seas, organisasi nirlaba yang berbasis di Manila dan fokus pada penyelesaian sengketa di Laut Filipina Barat serta Laut Tiongkok Selatan secara luas.

"Transparansi bukan sekadar strategi komunikasi — melainkan syarat mutlak untuk melawan tindakan ilegal Beijing di Laut Tiongkok Selatan secara efektif," ujarnya kepada Indo-Pacific Defense Forum.

Apakah Anda menyukai artikel ini?

Policy Link

Captcha *